5. Jangan Sedih Riela

3K 414 26
                                    

5. Jangan Sedih Riela

"Nyerah bukan berarti lo lemah, tapi bijaksana ngerti kapan harus berhenti" - Edward Harrison

•°¤°•

Riela menatap Adriel dengan alis terangkat, menunggu kelanjutan dari ucapan cowok itu tapi Riela hanya mendapati Adriel terdiam sambil terus menatapnya.

"Suka apa?" tanya Riela karena tidak ada tanda-tanda Adriel akan meneruskan ucapan nya.

"Mata lo" ujar Adriel sambil terus menatap mata Riela. "Gue suka mata lo" ujar Adriel lagi. Cowok itu sedikit terkagum dengan Riela yang berdiri didepan nya saat ini karena cewek itu tidak mengalihkan tatapan nya dari Adriel, dia bahkan balik menatap Adriel tepat dimatanya dan sial nya malah Adriel yang tidak tahan dengan tatapan Riela. Cowok itu membuang pandangan nya ke samping lalu melepaskan cekalan tangan nya pada Riela.

"Makasih" ujar Riela singkat lalu berbalik dan berjalan meninggalkan Adriel yang berdiri dalam diam. Adriel mengacak rambutnya frustasi, heran dengan apa yang baru saja dia lakukan. Sialan. Riela, cewek itu seperti mempunyai magnet yang menariknya mendekat.

"Sadar Adriel!" ujar Adriel pada dirinya sendiri. Cowok itu melangkah keluar, berniat kembali ke tempat acara.

"Woi Riel!" Adriel berbalik saat ada yang memanggilnya, cowok itu melihat Ilham sedang berlari ke arahnya dengan wajah yang terlihat panik.

"Kenapa?" tanya Adriel begitu Ilham berdiri didepan nya, cowok itu ngos-ngosan karena berlari keliling untuk mencari Adriel.

"Diandra berantem sama temen lo" ujar Ilham. "Siapa tadi namanya? Nanda?" tanya Ilham bingung.

"Nancy" koreksi Adriel.

"Iya itu. Nancy. Mereka berantem" ujar Ilham lagi.

"Terus?" Adriel terlihat tidak tertarik dengan apa yang Ilham katakan.

"Stella kedorong pas mau pisahin mereka. Kepalanya kepentok mej— RIEL!" Ilham berteriak kesal karena Adriel sudah berlari meninggalkan nya sebelum dia selesai bicara.

"Dasar bucin" ujar Ilham lalu berlari menyusul Adriel.

Dari jauh Adriel dapat melihat orang-orang berkerumun, cowok itu menerobos kerumunan lalu matanya menangkap Diandra dan Nancy yang saling bertatapan penuh permusuhan, mereka berdua sedang ditahan oleh Ben dan Nobel. Tatapan Adriel berpendar dan menemukan Stella yang berdiri sambil memegang keningnya. Cowok itu berjalan cepat kearah Stella, tatapan nya terlihat sangat khawatir.

"Kepalanya gimana? sakit banget?" tanya Adriel sambil memeriksa kepala Stella.

"Aku gapapa kok. Cuman kebentur doang" ujar Stella menenangkan Adriel.

"Siapa yang ngedorong kamu?" tanya Adriel serius. Stella terdiam, terlihat jelas tidak ingin menjawab pertanyaan Adriel, dia takut cowok itu akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak.

"Jawab Stella" desak Adriel.

"Buk—" ucapan Stella terhenti karena Xaviera yang menjawab pertanyaan Adriel. "Diandra" ujar Xaviera dengan wajah datar.

"DIANDRA!" suasana begitu hening dan menegangkan saat suara Adriel terdengar menyebut nama Diandra dengan nada tinggi, terkesan membentak. Cowok itu terlihat benar-benar marah. Riela yang berdiri di samping Xaviera hanya menatap Adriel dalam diam.

ADRIELA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang