53. Berlalu

1.5K 261 36
                                    

53. Berlalu

•°∞°•

Rasa takut dan bersalah tidak meninggalkan Riela begitu saja. Dia masih trauma dengan kejadian yang menimpanya beberapa jam yang lalu, belum lagi rasa bersalah yang dirasakannya membuat Riela semakin kalut. Dia merasa karena dirinya, karena harus menyelamatkannya, salah satu anggota Sergios yaitu Justin kini terbaring di rumah sakit karena luka tembak.

Dia merasa kehadiran dirinya ditengah-tengah Sergios hanya membawa kesialan. Dia hanya menyusahkan mereka. Riela merasa, seharusnya dia tidak pernah memaksakan diri dari awal. Perasaan yang sudah tidak bisa dia tahan malah membawa kesialan bagi orang lain. Gadis itu berpikir bahwa seharusnya dia tidak perlu mengungkapkan semuanya pada Adriel. Jika Riela bisa terus menyimpan perasaannya, semua ini tidak akan terjadi.

Gadis itu terus sibuk dengan pikirannya hingga hanya duduk diam didalam mobil. Adriel sedari tadi terus melempar tatapannya pada sang kekasih. Dia tidak mengatakan apa-apa. Cowok itu hanya fokus menyetir hingga mereka sampai di depan rumah Riela.

"Sayang," panggilan Adriel disertai sentuhan pada tangan Riela membuat gadis itu menoleh pada cowok itu. Tatapan teduh Adriel membuat Riela rasanya ingin menangis. Dibalik tatapan itu, Riela bisa merasakan kalau Adriel punya beban pikirannya sendiri. Salah satu anggotanya terluka karena menyelamtkan cowok itu dari tembakan. Adriel juga pasti merasa bersalah sekarang.

Riela tidak ingin menambah beban cowok itu.

"El," bisik Riela pelan. Adriel diam. Menunggu Riela kembali melanjutkan ucapannya.

"Makasih," lirih gadis itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Dia tidak bisa membayangkan jika Adriel dan teman-temannya tidak datang untuk menyelamatkan dirinya.

Tanpa menjawab ucapan terima kasih dari kekasihnya, Adriel memilih menarik Riela kedalam pelukannya. Seketika tangis gadis itu pecah. Riela menangis dengan suara tertahan. Tangannya meremas seragam Adriel hingga kusut.

"It's okay," bisik Adriel menenangkan.

"Kamu aman sekarang sayang," ujar Adriel terus berusaha menenangkan Riela. Dia tidak bisa membayangkan apa saja yang Dean lakukan pada Riela saat gadisnya diculik.

Adriel melepas pelukannya, dia menatap Riela tepat dimata. "Kasih tau aku, dia ngapain aja," suruh Adriel. Dia tahu ini akan membuat Riela kembali mengingat kejadian buruk itu, tapi lebih begitu. Lebih baik Riela menceritakannya pada Adriel daripada dia menyimpannya sendiri. Adriel tidak mau Riela terus terbayang-bayang hal buruk itu.

"Dia...." Riela menelan ludahnya kasar.

"Dia nampar aku," ujarnya pelan. Rasa nyeri kembali terasa di pipi Riela ketika dia mengatakan hal itu.

Mata langsung bergerak memperhatikan kedua pipi Riela. Sobekan pada sudut bibir Riela membuat Adriel mengepalkan tangannya- menahan emosi.

"Aku gak bisa ninggalin kamu dirumah ini sendiri," ujar Adriel. Posisi Riela yang tinggal sendiri membuat Adriel khawatir.

Riela mengangguk. "Anterin aku ke rumah orang tua aku aja," ujar Riela. Dia juga masih takut untuk tinggal sendiri setelah kejadian kemarin malam.

Adriel mengangguk paham lalu kembali melajukan mobilnya.

•°∞°•

Dirumah sakit tepatnya diruangan Justin dirawat, Vanilla duduk bersama dengan Danio dan Xaviera yang sedari tadi menemaninya. Beberapa anak Sergios ada yang mencari makan sementara beberapa yang lain kembali kerumah dan akan datang kembali saat sudah waktunya pergantian untuk menjaga Justin.

ADRIELA [COMPLETE]Where stories live. Discover now