23. Selalu Memaafkan

2.6K 327 5
                                    

23. Selalu Memaafkan

'Mudah memaafkan namun sulit melupakan' — unknown

•°¤°•

Sekitar pukul 6 sore, mobil milik Edward sudah terparkir didepan rumah Riela. Cowok itu keluar dari mobilnya lalu melangkah menuju rumah.

Tangan Edward terangkat hendak mengetuk pintu, namun gerakan tangannya terhenti diudara saat pintu bercat putih didepannya terbuka dan menampilkan sosok nenek.

"Eh ada Edward" ujar nenek dengan senyum yang begitu teduh dimata Edward.

Tanpa mengatakan apa-apa, Edward memeluk neneknya, membuat sang nenek membalas pelukan cucu laki-lakinya itu sambil mengelus pelan rambut Edward.

"Nenek apa kabar?" tanya Edward setelah melepas pelukannya.

"Nenek baik-baik aja" jawab nenek sambil tersenyum.

"Ed kangen" ujar Edward lagi. Membuat nenek tersenyum lebar. Cucunya ini jarang bersikap manja padanya.

"Nenek juga" balas nenek.

"Masuk ayo. Nenek mau ke tetangga sebelah. Mau ngambil barang" ujar nenek.

"Mau Ed temenin gak nek?" tawar Edward namun nenek tersenyum sambil menggeleng pelan.

"Kamu masuk aja. Temenin Riela. Dia dari pulang sekolah tadi cuma di kamar" ujar nenek. Jujur saja, nenek merasa bingung karena Riela yang terlihat tidak bersemangat hari ini.

"Ed masuk yah nek" ujar Edward.

Setelah Edward masuk kedalam rumah, nenek langsung melangkah pergi.

Edward hendak menuju kamar Riela namun langkahnya terhenti saat melihat cewek itu berjalan dari arah dapur dengan semangkuk salad buah.

Agaknya Riela sedikit terkejut dengan kehadiran Edward yang kini berdiri sambil menatapnya dengan tatapan datar. Cewek itu sempat menghentikan langkahnya sebelum kembali berjalan.

"Liatnya santai aja dong!" ujar Riela sambil melanjutkan langkahnya dan memilih duduk di sofa sambil menaikan kedua kakinya dan memakan saladnya dengan lahap.

Edward berjalan mendekati Riela lalu duduk disamping sepupunya itu.

Edward menatap Riela dari samping tanpa mengatakan apa-apa.

Riela yang merasa ditatap terus oleh Edward mengangkat sebelah tangannya lalu meraup muka Edward tanpa menoleh pada cowok itu.

"Horor tau gak" ujar Riela.

"Kamu gak mau cerita apa-apa sama aku?" pertanyaan Edward membuat Riela menarik nafasnya lalu meletakkan mangkuk saladnya diatas meja.

Cewek itu merubah posisi duduknya menghadap Edward dengan kaki bersila diatas sofa.

"Kemarin aku ke supermarket buat belanja..." Riela mulai bercerita dengan lengkap sedangkan Edward diam menyimak.

"Bangsat!" maki Edward setelah cerita Riela selesai, sontak Riela menyentil bibir Edward membuat cowok itu meringis.

"Mulutnya ih" ujar Riela lalu kembali mengambil mangkuk saladnya dan kemudian kembali memakan saladnya.

"Kamu gapapa?" tanya Edward sambil menatap Riela. Sepupunya itu terlihat begitu santai sekarang.

"Udah aman" balas Riela.

"Gara-gara kamu mukulin Adriel, aku yang lega" Riela sedikit terkekeh saat mengatakannya. Membuat Edward menyerngit bingung. Dia pikir Riela akan memarahinya karena memukuli Adriel, tapi ternyata tidak.

ADRIELA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang