54. After

1.6K 229 20
                                    

54. After

•°∞°•

Satu minggu setelah kejadian naas itu, hidup mereka sudah kembali berjalan dengan normal sebagaimana mestinya. Gen 1 dan 2 tampak berkumpul di rumah Adriel. Hampir lengkap, kecuali Justin yang masih berada dirumah sakit. Cowok itu sudah sadar tiga hari setelah berada di rumah sakit. Seperti kata dokter, peluru tidak mengenai organ vital cowok itu sehingga tidak ada hal yang perlu ditakutkan.

Di dalam ruangan ada Adriel, Edward, Nobel, Ilham, Ben, Danio, Zegas, Xaviera, Devon, Nevan, Matthew, Haikal, Austin, Zacian, Cedric, Gamaliel dan Flavi. Itu para anggota Sergios. Selain dari mereka, ada Riela, Jane, Sahara, Nana, Dalsa dan Adelyne. Sebenarnya mereka berkumpul di rumah Adriel hanya untuk menuju ke rumah sakit bersama-sama.

"Udah lengkap nih, langsung berangkat aja," ujar Danio ketika dia memeriksa kehadiran semua orang satu persatu.

"Oke," ujar Adriel sembari bangkit dari duduknya. Mereka semua akhirnya keluar satu persatu, masuk kedalam kendaraan yang ada lalu melaju menuju rumah sakit.

Diatas mobil Adriel, dia hanya berdua bersama Riela. Memang sengaja tidak ingin diganggu. Dasar bucin.

Selama perjalanan tangan kiri Adriel tidak lepas memegang tangan Riela hingga menimbulkan protes dari gadis itu.

"Ini tangan aku bisa dilepas dulu gak El? biar kamu bawa mobilnya yang bener," peringat gadis itu karena Adriel mengendarai mobil hanya dengan satu tangan yang memegang stir bulat dihadapannya.

"Bukannya kalau bawa mobil pakai satu tangan lebih berdamage ya?" tanya cowok itu dengan alis terangkat.

Riela hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia sedikit kesal dengan Adriel yang keras kepala.

"Gapapa sayang. Ini aku bawa mobilnya kan gak ngebut," ujar Adriel meyakinkan.

"Iya. Terserah kamu," balas Riela pasrah. Lampu lalu lintas yang berubah menjadi warna merah membuat cowok itu berhenti lalu dengan gerakan cepat dan tidak terduga, dia mendekati Riela lalu mencuri satu ciuman dari gadis itu hingga membuat Riela memekik karena terkejut.

"El!"

Adriel tertawa lebar sambil menjauhkan tubuhnya.

"Jangan manyun-manyun," ujar Adriel yang tampak gemas dengan Riela. Bukannya berhenti, Riela semakin memajukan bibirnya karena kesal.

Tentu saja Adriel kembali melanjutkan aksinya. Bahkan dia sedikit berlama-lama hingga bunyi klakson dibelakang mobil mereka terdengar.

Lampu yang berubah hijau memaksa Adriel menghentikan kegiatannya. Dia tampak kesal namun akhirnya tetap melajukan mobilnya.

Riela tertawa. "Rasain. Nyuri-nyuri kesempatan sih!" ujar gadis itu.

Adriel mendelik. "Tunggu aja nanti," ujarnya yang membuat Riela membulatkan matanya.

"Jangan macam-macam kamu El!"

Tidak menjawab. Adriel hanya memasang senyum miring yang membuat Riela ketar-ketir ditempatnya.

•°∞°•

ADRIELA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang