Chapter 12

437 46 4
                                    

***

KWON CORP, GANGNAM-SOUTH KOREA

Sudah seminggu lamanya berlalu semenjak hari dimana Dara menyetujui perjodohannya dengan Jiyong, ia selalu terlihat murung dan cenderung pendiam. Senyum diwajahnya juga jarang terlihat, itupun saat bersama ibu Jiyong saja. Gi Ran selalu mengibur, menguatkan Dara dan menggantikan sosok ibunya untuk selalu memperhatikan Dara dengan penuh kasih sayang.
Dikarenakan keperluan mendadak mengenai bisnis baru, ternyata kedua orang tua Dara sudah pindah ke Manila tiga hari yang lalu tanpa memberitahunya karena saat itu Dara sibuk dengan pekerjaannya.

Dara mendesah lelah, memikirkan masalah demi masalah yang selalu datang menghampirinya, mulai dari masalah perjodohan, perusahaan appanya, Chaerin, pernikahan dan kini muncul masalah baru yaitu Teddy, sepupu Jiyong, pacar baru Chaerin.

Pria itu selalu mengganggunya. Setiap waktu pria itu selalu menghubunginya dan tak segan segan mengatakan bahwa ia tertarik pada Dara. Apa yang pria itu pikirkan?
Pria itu juga mengaku bahwa ia mendapatkan nomor ponsel Dara dari ibu Jiyong.

Dara kembali menghela nafas, ia memicit pelipisnya pelan, perlahan air mata Dara mengalir dan tiba-tiba,..

"Dara, keruanganku sekarang juga!" Dara sukses terperanjat mendengar suara serak yang sangat ia kenali itu. Dara segera menghapus air matanya lalu menatap kesal kearah pria itu yang masuk sembarangan tanpa permisi ataupun mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ada keperluan apa Ji?" Tanya Dara, namun seketika Dara terdiam menganga menatap Jiyong yang langsung pergi meninggalkannya tanpa menjawab ucapan Dara.

Dengan wajah kesal Dara pun beranjak dari kursi mengikuti pria itu keruangannya.

Saat sudah diruangan, Jiyong langsung duduk dikursinya, sedangkan Dara berdiri dihadapannya, menunggu perintah dari Jiyong.

"Duduk." Ucap Jiyong datar.

Dara pun menurut, ia menarik kursi dan duduk dihadapan Jiyong.

"Siapa yang menyuruhmu duduk disitu? Duduk disana, disofa." Tunjuk Jiyong kearah sofa dengan tangannya.

Dara mendengus kesal, ia beranjak dari duduknya dan sejenak ia terhenti, Dara menatap wajah Jiyong yang baginya saat ini sangat menyebalkan karena tak sedikipun pria itu melihat Dara, malah Jiyong sedang fokus kelayar laptopnya.

Tangan Dara pun terkepal kuat, dikursi yang sedang ia pegang.

"Jika dia bukan bosku, mungkin kursi ini akan langsung melayang kewajahnya."

Dara berjalan dengan kesal menuju sofa seperti yang diperintahkan Jiyong lalu ia menghempaskan kasar tubuhnya diatas sofa empuk itu lalu ia melirik bosnya dengan tatapan mata yang tajam.

Beberapa menit kemudian Dara mulai bosan menunggu Jiyong karena pria itu tak kunjung berbicara.

"Tuan Kwon Jiyong yang terhormat, kenapa anda memanggil ku kesini? Jangan bilang, aku harus duduk diam disini menyaksikan anda bekerja?" Ujar Dara memberanikan diri.

Jiyong langsung berhenti fokus pada laptopnya, ia mengalihkan tatapannya pada Dara yang menatapnya penuh dengan kekesalan, ia pun tak kalah tajam menatap Dara.

"Diam saja disitu sampai jam makan siang. Disini dan diruanganmu sama saja, tidak ada yang kau kerjakan." Ucap pria itu lalu pandangannya kembali beralih kelayar laptopnya.

"Tapi..,"

"Atau kau mau aku memindahkan ruanganmu kesini agar kita satu ruangan?" Potong Jiyong cepat membuat Dara melotot tajam pada Jiyong dengan bibir yang menganga.

RIDE OR DIE  (DARAGON) COMPLETE✔Where stories live. Discover now