Chapter 3

553 54 1
                                    

***

CEONGDAM,DONG-SOUTH KOREA

"Appa, aku tidak mau dijodohkan dan menikah dengan Tuan Kwon, aku tidak bisa." Ujar Dara tegas mendekati ayahnya yang masih sibuk berkutat pada sebuah buku ditangannya.

Saat ini Dara berada dirumah orang tuanya, sepulang dari kantor Dara memutuskan pulang kerumah untuk membicarakan tentang perjodohan itu.
Dara sangat membenci Jiyong, bagaimana bisa pria itu hanya bersikap biasa saja tanpa meminta maaf setelah berhasil merampas ciuman pertama. Ia yakin jika Chaerin tau, Chaerin pasti akan marah besar pada Dara dan Dara tidak ingin itu terjadi.
Dara sangat berharap agar perjodohan konyol itu batal dan sesegera mungkin ia akan berhenti bekerja dari kantor Jiyong.

"Dara tenang dulu sayangg, dengarkan dulu penjelasan appamu." Ujar Kyung Ran lembut sembari merapikan anak-anak rambut Dara.

"Dara, kamu jangan jadi anak yang pembangkang. Ini sudah kesepakatan appa dan appa Jiyong sejak kalian masih kecil,  jadi tidak bisa dibatalkan." Ujar In Suk dengan suara yang sedikit meninggi membuat Dara semakin kesal.

"Appa melakukan ini semua hanya untuk kebahagianmu dan masa depanmu."

"Kebahagiaanku? Apa dengan cara memaksaku untuk menikah dengan Tuan Kwon itu bisa membuat aku bahagia?
Aku tidak mencintainya, begitu juga Tuan Kwon tidak mencintaiku appa, dia hanya mencintai Chaerin.
Bagaimana aku bisa bahagia?
Ini urusan hati appa jangan sangkut pautkan dengan bisnis. Ini sama sekali tidak akan membuatku bahagia." Jelas Dara sengit dengan nafas yang tidak teratur.

"Dara..." Panggil ibu Dara pelan.

"Benarkan yang aku katakan eomma?
Tidak bisakah kalian membiarkan ku memilih pendamping hidupku sendiri eomma, appa?"

"Kami tidak ingin terlalu lama menunggu lagi Dara, pendamping hidupmu itu hanya Jiyong."

"What the hell!! Apa sebenarnya yang dilakukan Tuan Kwon  hingga appa memaksaku menikah dengannya? Apa ia memberi saham yang banyak diperusahaan appa sehingga appa tidak bisa membatalkan perjodohan itu? Apa karena hutang budi?
Apakah benar?
Kita sudah cukup kaya appa, kita punya perusahaan yang cukup terkenal di Korea ini, kita punya rumah, villa, studio fashion dan lain sebagainya apa itu tidak cukup? Bahkan selama ini aku tidak pernah meminta apa-apa darimu untuk membeli ini itu. Kekayaan seperti apa lagi yang kau inginkan appa?"

"Kau tidak tahu apa-apa tentang dunia bisnis Dara. Jaga ucapanmu." Ujar Park In Suk tegas.

"Benarkan? Apa Tuan Kwon memberimu banyak uang? Benarkan appa? Bukankah ini  sama saja artinya menjualku demi  kelangsungan hidup perusahaan? Demi nama baik kalian? Apa appa dan eomma sedikit pun tidak memikirkan perasaanku? Apa yang kalian pikirkan itu hanya urusan bisnis, bisnis dan bisnis saja?"

Plaaaakkkk

Sebuah tamparan keras melayang dipipi Dara.

"Jaga ucapanmu Dara, siapa yang sudah mengajarimu berbicara seperti itu pada orang tua?"  Teriak ayah Dara dengan amarahnya.

"Sayang sudah, sudah cukup!" Ucap Kyung Ran menangkan hati Park In Suk.

Sedangkan Dara masih terdiam  dengan mata yang sudah berkaca-kaca sambil memegang pipinya yang ditampar.
Ini yang pertama kalinya Dara melihat appa nya bisa semarah itu hanya dikarenakan perjodohan  sialan itu.

"Terima kasih tamparannya appa,  terima kasih." Ucap Dara langsung pergi sambil memegang pipinya yang terasa sangat panas dan menyakitkan, tapi hatinya jauh lebih sakit kali ini. Seketika tangisnya tumpah tidak terbendung lagi.

"Dara mau kemana kau? Appa belum selesai bicara!" Teriak Pak In Suk dengan suara yang meninggi.

Dara terus berjalan dan tidak menyahuti appa nya itu, ia malah sengaja membanting pintu utama rumah itu dengan keras agar kedua orang tuanya tau bagaimana besar kekesalannya saat ini.

RIDE OR DIE  (DARAGON) COMPLETE✔Where stories live. Discover now