Chapter 22

436 46 5
                                    

***

BUSAN, SOUTH KOREA

Saat mobil kembali berjalan Dara langsung menunduk, air matanya sudah tidak bisa dibendung lagi.
Dara menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, mulai menangis terisak menumpahkan segalanya.

"Sudah sampai Dara." Ujar Sonhoo menatap gadis itu dengan raut wajah yang sangat sulit diartikan.

Dara langsung membuka pintu mobil dan berlari kedalam hotel.
Ia tidak peduli akan tatapan semua orang padanya, ia ingin menumpahkan segalanya didalam kamar, semua yang menyesakkan hatinya.

"Jiyonggg..." Lirihnya.

Tangisnya semakin pecah saat sudah didalam kamar, ia langsung menutup dan mengunci pintu dengan rapat. Tubuhnya lemas dan merosot kelantai merunduk memeluk lututnya.

"Jiyong... Kenapa kau mengatakan hal itu?
Kenapa kau ingin membatalkan pernikahan kita disaat aku sudah mulai menerimamu?
Dan kenapa kau memotong ucapanku tadi?
Jiyong.....kenapa?
Aku memang belum mencintaimu, tapi aku mau belajar mencintaimu, aku mau bersamamu."

Lirih Dara panjang lebar sembari menangis pilu saat mengingat kembali bagaimana Jiyong mengungkapkan isi hatinya, terlihat jelas ia sekuat tenaga melawan egonya. Tapi kenapa Jiyong memutuskan sendiri dan menyimpulkan bahwa Dara menolaknya.

"Tidak Jiyong, aku tidak menolakmu. Aku mau membuka hati untukmu. Aku ingin bersamamu."

Ucapnya sembari menangis.

***

DOLCE VITA PENSION, POCHEON GYEONGGI-SOUTH KOREA

Sejak kejadian itu, Jiyong menjadi pendiam dan selalu menghindari Dara.
Mulai dari menyuruh Sonhoo mengantar Dara pulang duluan ke Seoul dan hingga akhirnya tiba dirumah dan bekerja seperti biasanya, Jiyong tidak mau berbicara ataupun menatap Dara, dia begitu cuek dan dingin kembali seperti dulu.

Saat ini Dara dan Jiyong sedang berada diruang keluarga membicarakan masalah pernikahan mereka yang akan berlangsung lusa. Undangan sudah jadi dan akan segera disebar.

"Kalian bertengkar?" Tanya Young Hwan melirik Dara dan Jiyong secara bergantian.

Mereka memilih diam.

"Kalian dengar kan pertanyaan appa? Kenapa sikap kalian sepulang dari Busan bukannya semakin dekat malah jadi kaku seperti ini? Apa disana terjadi sesuatu?" Tanya Young Hwan menatap putranya itu bingung.

Dara hanya bisa diam, ia benar-benar tidak bisa menjelaskannya.

"Appa, eomma. Aku ingin pernikahan ini dibatalkan saja." Ujar Jiyong dengan wajah datarnya.

Deg

Dara membeku.

"Jadi dia benar-benar melakukan sesuai dengan ucapannya?
Oh Tuhan, kenapa pria ini??
Saat aku ingin mendekatinya kenapa dia malah ingin menjauhiku?'

Dara menghela nafas saat melihat tatapan semua orang begitu terkejut mendengar apa yang baru saja Jiyong ucapkan.

"Jiyong, apa yang kau katakan? Lelucon apa ini hah? Lusa kalian akan menikah!!" Bentak Gi Ran pada putranya itu.

"Aku tidak bisa menikah jika Dara belum mencintaiku, yang aku inginkan adalah menikah atas dasar cinta. Seperti yang eomma katakan, sebuah rumah tangga akan hancur jika hanya satu yang menopangnya." Ujar Jiyong membuat hati Dara seperti diketuk mendengar ucapannya.

Jiyong menatap Dara, gadis itu langsung menunduk tak berani menatapnya terlalu lama dan semua orang terdiam menatap Jiyong lekat.

"Tapi kalian harus tetap menikah! Tidak bisa dibatalkan karena semua persiapannya sudah selesai. Kau mau mempermalukan nama baik appa karena mengikuti egomu itu hah?" Ujar Young Hwan menatap putranya itu tajam

RIDE OR DIE  (DARAGON) COMPLETE✔Where stories live. Discover now