Chapter 32

414 47 3
                                    


***

MANILA, PHILIPPINES

Saat ini Dara dan Jiyong sedang berada diperjalanan pulang, hari mulai gelap, hanya ada lampu-lampu jalanan yang menghiasi ibukota Filipina itu.
Dara melamun menatap kearah luar, beberapa kali ia tersenyum sendiri mengingat kejadian hari ini.
Sedangkan Jiyong? Pria itu sudah masuk ke alam mimpi, ia tertidur pulas disamping Dara karena rasa lelah yang menyerang tubuhnya.

Dara tersentak saat melihat kepala Jiyong hampir tersungkur kedepan. Sebenarnya ia ingin meraih dan menaruh kepala Jiyong dipundaknya, namun rasa malunya lebih banyak daripada keberaniannya. Dara menghela nafasnya, lalu kembali menatap keluar jendela mobil, ia memutuskan untuk membiarkannya saja. Lalu dirinya kembali menoleh saat merasakan sesuatu yang berat dipundaknya.
Dara tersenyum cantik saat melihat kepala Jiyong sudah menyender dipundaknya. Namun senyumnya seketika luntur saat rasa bersalah kembali menyerang relung hatinya, wajah sedih Chaerin langsung tergambar jelas diingatannya.

"Maafkan aku Chae, aku tidak bisa menampik perasaan ini, yang diluar keinginanku. Aku sangat mencintai Jiyong, maafkan aku."
Batin Dara sembari menatap wajah teduh Jiyong yang tidur nyenyak dipundaknya.

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai dirumah Dara. Gadis itu menoleh menatap Jiyong yang masih tertidur dipundaknya.

"Saat tidur begini, wajahmu sangat lucu Ji." Bisiknya lalu ia mengelus rambut Jiyong dengan lembut.

Dara langsung menyingkirkan tangannya saat melihat Jiyong mulai bergerak. Pria itu sudah bangun.

Jiyong memperbaiki posisi duduknya dan menoleh kearah Dara.

"Ayo turun, kita sudah sampai dari tadi." Ujar Dara.

"Dari tadi? Aku pikir kita masih dijalan." Ujar Jiyong dengan suara seraknya.

"Kau mau ikut masuk atau langsung pulang ke hotel?" Tanya Dara begitu datar, membuat Jiyong mengernyit bingung.

"Kau bisa lebih lembut sedikit? Nada suaramu itu seperti kita bukan sepasang kekasih." Ujar Jiyong membuat Dara terdiam.

"Lalu maumu aku harus bagaimana? Memanggilmu sayang atau memperlakukanmu lembut seperti pasangan lainnya, begitu?" Ujar Dara membuat Jiyong menganga, ia tak menyangka Dara akan menjawabnya seperti itu.

Jiyong menghela nafasnya dan memejamkan matanya sejenak.
"Gadis ini selalu saja memancing emosiku."
Batinnya lalu ia membuka matanya menatap Dara lekat.

"Tentu saja, kita kan sudah resmi menjadi sepasang kekasih beberapa jam yang lalu." Ujar pria itu dengan tenang.

"Hm terserahmu saja, intinya sikapku tetap seperti ini." Ujar Dara datar lalu beranjak keluar dari dalam mobil.

"Dasar wanita keras kepala!!" Umpat Jiyong didalam mobil.

Lalu ia keluar dan membanting pintu mobil dengan sangat kencang membuat Sonhoo terkejut didalam. Sonhoo terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah keduanya dari dalam mobil.

Baru saja Dara hendak membuka pintu ia menerima telpon dari orang tuanya, bahwa ayah dan ibunya sedang menginap di hotel karena ada urusan pekerjaan yang jaraknya cukup jauh,  jadi mereka tidak bisa pulang.

Dara melangkahkan kakinya dengan lemah dan menghempaskan tubuhnya diatas sofa begitu sampai diruang keluarga. Ia benar-benar sangat lelah hari ini.

"Dara." Panggil Jiyong membuat gadis itu menoleh sambil mengangkat alisnya seakan bertanya.

Jiyong datang menghampiri dan duduk disampingnya mengikis jarak diantara mereka berdua.
Dara mulai gugup, apalagi ditambah suasana rumah begitu sepi dan hanya ada mereka disana. Ia mulai takut jika tingkah kemesuman Jiyong kambuh lagi.

RIDE OR DIE  (DARAGON) COMPLETE✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora