twelve

733 62 10
                                    

BERBARING tengkurap diatas sofa dengan mata yang terfokus pada laptop didepannya, tidak lupa dengan mulut yang mengikuti nyanyian dari salah satu music video youtube boyband yang berasal dari agensi terbesar dikorea.

"Don't tie me, tie me up, tie me, tie me up"  Gaisa bernyanyi dengan suaranya yang fals. Menahan pekikan ketika melihat ketampanan sang idol dari layar laptop.

Tiba di part favoritenya, dia kembali mengeluarkan suara falsnya. "Yaseongeul dwechaja dallyeo Vroom vroom... "

Beltran yang baru memasuk rumahnya refleks langsung menutup telinga mendengar suara yang kelewat merdu itu. "Woy, Ariana Grande, diam bentar bisa nggak. Nyanyian lo bikin sakit kepala."

Gaisa menoleh sinis. "Cih, belum aja gue keluarin suara emas gue, kalo udah gue keluarin, kelar lo"

Beltran bertekan pinggang. "Udah bisa ngomong lo-gue ya sekarang! Gue aduin Mama Cait lo."

Gaisa melotot. "Ih, bangg! inikan spontan, abisnya ngeselin sih"

"Btw bang Gapinnya ada kan?" Tanya Beltran karena tujuannya kesini memang untuk menemui Gavin.

"Nggak ada. Katanya kerumah Bang Elvano bareng Bang Reon" Sahut Gaisa.

Beltran berdecak. "Tau gini ngapain capek capek kesini, buang tenaga aja"

"Dih, kayak rumah jauhan aja. Nyatanya cuma lima langkah doang, lebay! " Gaisa mencibir.

Beltran tak menyahut. Malah menghampiri Gaisa, ikut menonton music video di-youtube.

"It's the love shot, na, na, na na, na, na, na, na...." Suara lagu dengan vokal yang sempurna terdengar dari music video yang terputar, sedangkan Gaisa kesemsem dengan visual serta koreografi dance dengan konsep yang seksi.

Sontak Beltran menyentil dahi gadis itu, lalu menggelengkan kepalanya seraya berdecak miris. "Apadeh tontonan bocah jaman sekarang macem-macem. Mending nonton upin ipin aja dah lo biar gak aneh-aneh"

"Ck, komen teros. Sana pulang aja daripada cuma bikin pusing kepala" Sinis Gaisa.

"Ogitu ya sekarang sama gue, oke! Lo, gue, end!! " Lelaki menarik tangannya dari kiri kekanan, memutuskan hubungan persaudaraan mereka. Tak lama setelah itu melirik arlojinya dengan gaya sok cool, sengaja berbicara untuk memanas-manasi Gaisa. "Denger-denger pizza hut ada menu baru, gas dulu ah. Eh—ada lo, Shy. Mau ikut abang makan nggak?"

Pas sekali Daishy datang kerumah Gaisa bersama Daren. Beltran langsung menawar pada bocah yang belum genap berumur empat tahun itu untuk ikut dengannya.

"Mau kemana lo, Ngab?" Tanya Daren kepo.

"Nggak usah kepo. Gue nggak ngajak lo"

"Kampret lo. Lagian siapa juga yang mau ngikut? Liat dong gue udah perfect shining shimmering splendid semriwing gini. Artinya gue mau melancarkan pdkt-an gue. Dah ya, gue kesini cuma mau nitipin Ishy doang. Gaisa, lo jagain Ishy ya, imbalannya gue makin sayang sama lo. Bye! " Daren langsung melengos pergi sebelum Gaisa menyuarakan protesannya.

"Abang mau kemana? Ishy pengen ikut! "

Beltran mengangguk, lalu berjongkok, menyetarakan tingginya dengan Daishy. "Iya, Ishy boleh ikut kok. Ishy pengennya makan dimana? Hari ini kita kesana"

"Um..Ishy mau makan di.... dimana ya?" Gadis itu meletakan telunjuknya kedagu, seolah sedang berpikir keras. "Ishy ikut abang aja deh, terserah dimana aja"

"Dihutan mau, Shy?"

Daishy menggeleng ngeri. "Nggak mau. Ishy takut, nanti ada ular"

Beltran tersenyum pahit. Entah kenapa dia merasa tertohok padahal gadis empat tahun itu sedang tidak menyindirnya.

Harmony ; family relationshipWhere stories live. Discover now