twenty four

485 49 4
                                    

Happy reading

ALINZA tidak dapat menahan senyumnya, ingatannya tak bisa berhenti melupakan momment itu. Momment dimana Elvano mengecup pipinya. Pikirannya terus berkelana pada kejadian tiga hari yang lalu.

Alin sibuk memandang keindahan laut dihadapannya sampai-sampai tak sadar pramusaji telah menyajikan makanan yang mereka pesan sebelumnya. Begitupula Elvano, jika Alin sibuk menatap pantai, maka lelaki itu sibuk menatap Alin.

" So beautifull"  Ujar Elvano tanpa sadar membuat perhatian Alin dari laut teralihkan.

Ia menatap Elvano dengan tatapan biasa, Alinza tidak tahu harus senang atau justru tidak. Yang jelas saat itu jantungnya berdebar kencang.

Suara ketukan pintu membuat lamunannya menjadi buyar. Alin berjalan menuju pintu depan dan mendapati Alexa dan Gavin berdiri diluar sana.

"Kalian kenapa? Masuk dulu deh " Alin mempersilahkan.

Begitu aneh sebenarnya melihat Gavin dengan Alexa malam ini. Lelaki itu tampak merangkul Alexa sementara Alexa dengan mata sembab yang menggunakan jaket Gavin sebagai luarannya. Tunggu dulu, ada apa ini?

Alexa langsung memeluk Alinza, menumpahkan tangisannya disana sementara Alin langsung menenangkannya meski tak tahu apa masalahnya.

" What wrong? Why you cry?" Namun, Alexa sama sekali tidak menjawab pertanyaan Alin. Dia malah semakin terisak.

Alinza mengusap punggung Alexa, "Ke kamar gue aja dulu, gimana? Istirahat disana aja, ya?"

Alexa menolak.

"Yaudah, nggak papa, udah ada gue. Lo bisa tenang sekarang." Alin mengelus punggung Alexa yang masih sedikit terisak sedangkan Gavin sejak tadi memperhatikan mereka. Tampaknya lelaki itu terlihat khawatir dengan Alexa.

"Tapi sebelumnya, apa gue boleh tau masalahnya?" Tanya Alin serius.

Rahang Gavin tampak mengeras, "Temen lo hampir dilecehin pacarnya sendiri"

Alin membelalak. Segera dia menoleh ke Alexa, "Lex, lo bisa jelasin itu?"

Meski masih tersedu-sedu, tidak urung Alexa menceritakan semuanya. Mulai dari Robin yang berselingkuh darinya. Selingkuhan Robin mengiriminya pesan berisi permintaan maaf dan memberitahu bahwa dia merasa bersalah dan dia juga telah memutuskan Robin.

Karena terlanjur kecewa, Alexa memutuskan pergi kerumah Robin untuk mengakhiri hubungan mereka. Namun sesampai dirumah Robin, Robin malah membentaknya dan menuduh Alexa sebagai dalang dibalik putusnya hubungan Robin dan selingkuhannya.

Jika dipikir-pikir tidakkah terbalik? Harusnya Alexa lah yang berhak marah bukan Robin.

Karena merasa hancur, sekaligus rasa benci tumbuh pada Alexa, Robin melakukan hal yang tidak senonoh bahkan hampir memperkosanya jika saja Gavin telat datang pada saat itu.

Mendengar itu, tentu saja Alin marah. Tetapi dia penasaran bagaimana Gavin bisa tahu posisi Alexa dan mengetahui gadis itu sedang terancam.

"Sebenernya gue nggak sengaja liat mobil Alexa, jadi gue ikutin. Bukan stalker ya, gue cuma gabut." Lelaki itu menjelaskan, padahal yang sebenarnya dia memang sengaja menguntit Alexa, hanya saja terlalu gengsi untuk mengakui.

Harmony ; family relationshipWhere stories live. Discover now