twenty eight

302 34 1
                                    

BUNYI berisik yang berasal dari musik yang diputar keras didalam sebuah ruangan luas, serta penerangan minim yang hanya bermodalkan lampu disco.

Diskotik, sepertinya tempat yang cocok untuk bersenang-senang malam ini.

Disana Beltran, Daren, dan Gama menghabiskan waktu malam mereka. Bersenang-senang dengan minuman mereka. Mereka masih sepenuhnya sadar, Daren dan Beltran kecuali Gama asik sedang asyik berjoget ditemani wanita-wanita yang meraba liar sekitar dada dan perut mereka.

Dari tempat duduknya, Gama menggeleng pelan melihat kedua teman gilanya lalu menegak wine-nya.

Sementara pada sudut meja lainnya, seseorang tampak tidak asing dengan salah satu diantara mereka bertiga. Sebenarnya dia ragu, namun tidak urung dia mendekati Daren dan juga Beltran yang berjoget bergabung dengan kerumunan manusia-manusia yang kurang belaian.

Memegang bahu salah satu diantaranya membuat dia menoleh. Mengangkat sebelah alisnya kebingungan.

"Siapa?" Tampaknya lelaki itu setengah mabuk dan sadar.

"Lo adiknya Bara, kan?" Mata elangnya menatap Beltran memastikan. Dia Timothy Calvin Smith.

Kemudian beralih ke-Daren, memperhatikannya dengan lamat. Daren bersusah payah meneguk ludah, dia merasa terintimidasi dengan mata elang lelaki itu.

"Lo juga nggak asing." ujar Timothy

Daren gemetar, merasa riwayatnya yang akan tamat tidak lama lagi. Memikirkan nasib kedepannya, dia menggeleng. Menggoyangkan tangannya tidak membenarkan dugaan pria yang tidak dikenalinya itu.

"Lo salah orang deh kayaknya," Ujar Daren menunduk, kemudian menyeret Beltran untuk segera pergi.

"I'm not." Timothy bersidekap dada dengan kepala yang ia angkat dengan angkuh. "Mungkin iya gue salah nebak lo, tapi gue nggak salah nebak dia. He's Bara's brother."

Beltran terkikik geli. "Kok lo bisa tahu? Astaga, jadi seterkenal itu gue didunia luar. "

Daren menampar pipi Beltran cukup kuat, "Sadar, bego! Lo mabuk"

"Gue belum mabuk!" Beltran menyikut lengan Daren yang menahannya, kemudian berdiri dengan sempoyongan. Hampir oleng jika saya Daren tidak sigap menahannya.

"Sori, tapi dia cuma mabuk. Dia bukan adik Bara seperti yang lo bilang. Lagian Bara siapa? Kita nggak kenal tuh" Daren berpura-pura, lalu cepat-cepat membawa Beltran pergi dari hadapan lelaki tak dikenal itu.

Timothy mengawasi mereka dengan alis terangkat. Dia begitu yakin, salah satunya memang adalah adik Bara.

***

Pagi harinya, Beltran meregangkan sendinya. Menuruni tangga sambil menguap lebar. Berhenti melangkah turun dan menoleh kebelakang saat seseorang yang ia duga adalah kakaknya, memegang bahunya dari belakang.

"Hm?" Tanyanya malas berbicara karena masih terlalu ngantuk.

"Lo mabuk-mabukan semalem?" Tanya Bara dengan suara dinginnya, kali ini dengan nada yang sedikit mengancam.

Sontak mata Beltran membesar, "E..enggak. Siapa bilang?"

"Gue tahu. Temen gue chat, katanya liat lo dikelab."

Beltran langsung teringat pada lelaki yang menghampirinya semalam. Kemudian dia berdecak, "Emang kenapa sih? Lo sama temen-temen lo boleh, giliran gue sama temen-temen gue nggak."

"Lo belum cukup umur."

"Lah, urusannya apa. Cukup nggak cukup sama aja"

"Gue aduin Papa."

Harmony ; family relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang