twenty one

532 50 13
                                    

MENEGANGKAN adalah suasana yang sedang Beltran rasakan saat ini. Melihat bagaimana cara Mommy yang menatapnya dingin membuatnya was-was.

Sementara yang bisa dirinya lakukan untuk saat ini adalah menunduk, menghindari tatapan mata Mommy yang mengintimidasinya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain berharap dia akan selamat keesokan harinya.

Hh...bercanda. Mommy tidak akan sekejam itu.

Namun, jelas sekali bahwa dirinya tidak akan baik-baik saja kedepannya.

"Beltran..." Suara itu. Mengerikan.

Tidak, Mommy tidak membentaknya. Justru berucap kelewat tenang yang membuat Beltran merinding.

"I...iya, Mom."

"Kali ini apa lagi?"

"Tonjok-tonjokan." Beltran masih menunduk tanpa berani mendongak.

"Kamu tau ini sudah ke berapa kalinya Mommy dapet surat panggilan dari pihak sekolah?"

Beltran menggeleng.

Mommy menghela napas pening. "Mommy nyerah. Mulai sekarang Daddy aja yang urusin semua kenakalan kamu disekolah, Mommy nggak mau lagi."

Beltran mendongak. "Mom?"

"Kok gitu?" lirihnya.

"Mommy capek."

"Mom...jangan gitu, lah. Seenggaknya jangan Daddy"

"Kenapa? Daddy berhak tahu semua kelakuan kamu disekolah. Cukup sampai disini aja Mommy nurutin keinginan kamu yang nggak mau sampai ketauan Daddy."

"Mom, plis dipikirin baik-baik dulu deh. Kalo fasilitas aku disita sama Daddy gimana? Aku nggak bisa ngapa-ngapain lho ntar? Mommy mau aku stress gara-gara itu?"

"Kamu kan, udah stress, sinting lagi."

"Ih, Mom, jahat bener deh." Beltran merengek.

"Kenapa Mommy nggak suruh Daddy bilang ke pihak sekolah supaya aku diistimewakan? Sekolah itu kan milik Daddy. Jadi, Mommy nggak dapet lagi deh surat-surat panggilan dari BK. Gimana, ide bagus, kan?"

"Nggak bakal. Di istimewakan apanya? Cih, yang ada kamu makin banyak tingkah kalau dibiarin."

"Kalo gitu Mom jangan lepas tangan dong sama urusan sekolah aku."

"Ya, kamu dong yang nggak usah bikin masalah."

"Gampang itu mah, asalkan Mommy nggak bilang-bilang Daddy."

"Gampang itu mah, asalkan kamu berhenti bikin Mommy dipanggil kesekolah melulu." Mommy membalikkan ucapan Beltran.

"Dih, Mommy!" seru Beltran kesal.

***

Terdengar suara gesekan kursi, seseorang bangkit dari bangkunya.

"Gue pengen ke toilet, temenin dong." Adara melirik teman-temannya.

"Sama gue aja." Alexa ikut bangkit dari kursinya.

Sedangkan Agatha diam-diam melirik Adara lalu menatap Alinza. Dia berdeham, "Gue juga pengen ke toilet. Kalogitu, ayo Lin, lo ikut juga daripada sendirian."

Harmony ; family relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang