fifteen

576 94 16
                                    

Hello for you who reading this.

First, cuma mau bilang kadang akutu seantusias ini buat writing part selanjutnya. Cuma ya suka sedi juga klo tau dikit banget yang nungguin cerita ini.

Tapi yasudahlah ya...

Saia juga sadar skill saia masii kurang and jauh banget huhu.

***

PERTAMA kali membuka mata, yang dilihat Beltran adalah langit-langit kamarnya. Mengedarkan pandang kesekelilingnya yang tidak asing. Pintu kamar terbuka menampakkan seorang wanita yang ternyata adalah Mommy.

Sambil membawa semangkuk sup ayam, Mommy tampak kaget dan senang saat melihat Beltran yang telah sadar.

"Badan kamu ada yang sakit?" Mommy meletakan nampan berisi sup diatas meja tepi tempat tidur lalu duduk ditepi ranjang.

Denyutan ngilu dipelipisnya membuat tangannya terangkat menyentuh kepalanya.

"Ini...aku kenapa ya?" Mendadak dia hilang ingatan tentang apa yang terjadi pada dirinya.

"Kamu pingsan."

Matanya membulat sempurna. "Gu—Maksudnya aku? Aku pingsan? Yang bener?!"

Ingatannya baru saja kembali. Terakhir seingatnya, dia masih berada ditengah hutan diatas jembatan tua sebelum kegelapan menghantamnya. Kembali teringat akan dua ekor hewan melata membuat bulu kuduknya berdiri, refleks dirinya bergidik merinding.

Itu memicu kernyitan didahi Queen. "Lho, kamu kenapa?"

"Kebayang sama uler yang tadi," Beltran meringis.

"Udah tahu sama ular takut, tapi mainnya ke hutan. Kenapa nggak sekalian ke amazon aja biar ketemu lebih banyak dan juga lebih besar?!" Queen mulai mengomel.

Beltran meringis. "Ampun deh, Mom. Mentang-mentang dihutan lingkungan ular dan aku phobia, tapi ya masa sih aku gak boleh main-main ke sana?"

"Gak boleh. Kemungkinan besar kamu bakal liat ular disana. Nanti kalo kamu pingsan kayak tadi, siapa juga yang repot? Mommy kan?"

Beltran pasrah. Membiarkan mulut Queen terbuka untuk mengomelinya dan kemudian entah apa yang memancing Mommy hingga omelannya melenceng keluar topik dari ketakutannya terhadap ular sampai ke kelakuannya yang bikin elus dada, nilainya yang sangat jauh diatas rata-rata, serta surat panggilan BK yang banyaknya melebihi surat cinta akhirnya diungkit kembali dalam satu tarian napasnya.

Ya, begitulah Mommynya.

Merasa lelah terus diomeli, Beltran akhirnya sengaja berakting. "Aduh, Mom. Kayaknya gara-gara liat ular, aku jadi sakit. Kepala aku pusing. Marahnya dipending dulu ya, Mom, aku lagi demam soalnya, nanti makin parah kalo terus-terusan diomelin."

Beltran mengintai sedikit makanan diatas nampan. "Aku juga laper banget"

Mommy menghela napas. Mengambil semangkuk sup diatas nampan dan menyerahkannya pada Beltran.

"Aku sakit, Mom. Suapin..." Ujarnya manja.

"Manja banget, sakitnya juga boongan" Gumam Queen, namun tak urung menyuapkan sesendok sup kearah Beltran.

Harmony ; family relationshipWhere stories live. Discover now