fourty

446 46 11
                                    

JANGAN LUPA VOTE SEBELUM MEMBACA

HAPPY READING

***

DADDY tampak senang sekali ketika senyum Mommy menyambut kedatangannya diruangan itu. Langsung berjalan cepat menuju Mommy dan mendekap erat tubuh itu sambil mengucapkan kata syukur yang tak berujung didalam hati.

Kini sepasang suami-istri itu malah terlihat manis ketika Daddy menyuapi Mommy makan dengan penuh perhatian.

Selesai makan, sepertinya Mommy tidak terlihat tenang sambil terus-menerus menatap kearah pintu sampai pada akhirnya dia menyuarakan kebingungannya.

Menatap Daddy dengan mata yang sedih, "Beltran mana? kok nggak ada?"

Bara melihat Daddy yang terdiam. Tampaknya sedang berpikir keras tentang bagaimana menjawab pertanyaan Mommy.

"Sayang, Beltran mana?" tanya ulang Queen membuat Bryan menghela nafasnya panjang.

Alinza yang sedari tadi duduk diam ikut menundukkan kepalanya. Lagi-lagi dia merasa ini semua ulahnya. Sepertinya Beltran memang benar bahwa dia adalah pembawa sial dikeluarga ini.

"Beltran butuh waktu sendiri"

Mommy mengernyit, "maksud kamu??"

"Dia butuh waktu untuk merenungkan bahwa apa yang ada dipikirannya itu salah. Dia udah besar tapi pemikirannya masih kayak anak-anak, dia butuh merenungkan semua itu"

"Terus sekarang dia dimana?" tanya Queen panik.

Bryan menunduk, lalu menggeleng kecil membuat Queen meremas rambutnya.

"Kamu ngga cari dia?"

"Awalnya tadi aku mau cari dia tapi begitu denger kamu siuman, aku langsung kesini, maaf"

"Biar aku aja yang cari, Mom" Bara berdiri dari tempat duduknya.

Alin menoleh, lantas ikut berdiri, "aku ikut juga. Gimana pun semua ini nggak akan terjadi kalo bukan karena aku, aku minta maaf"

"No, it's not your fault. Kamu nggak perlu minta maaf, kita keluarga dan memang sudah sepantasnya masing-masing dari anggota keluarga pernah bermasalah. Tapi bukan itu masalahnya, yang terpenting adalah bagaimana cara kita menyikapi dan mengatasi masalah tersebut. " bijak Bryan sambil menyentuh bahu anak perempuannya.

Alin hanya menunduk lemah.

"Ayo," gumam Bara padanya.

***

Malam harinya, Bara baru kembali bersama Alinza dengan tatapan mata kosong. Menggelengkan kepalanya pelan saat melihat Mommy yang menatapnya penuh harap.

Mommy menghela nafas panjang, "dimana sih dia? udah makan apa belum, Mommy khawatir. Ditelpon juga ga diangkat-angkat"

Daddy menyentuh bahu Mommy, "maafin aku, mungkin aku yang terlalu keras sama dia sampai-sampai dia milih untuk kabur. Aku minta maaf, aku akan cari anak kita. Kamu yang tenang ya, jangan panik. Dia nggak akan kenapa-napa, percaya aja dulu. Dia pasti bisa jaga diri sampai aku bisa temuin dia"

Harmony ; family relationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang