one

2.9K 170 8
                                    

HAPPY READING

KEESOKAN harinya, datang ke kantor Bryan membawa masakan rumahnya adalah sebuah rutinitas bagi Queen.

Siang hari dimana jadwal makan siang para pegawai, dan Bryan lebih memilih masakan rumahan dibanding harus ke restoran walaupun terkadang dia juga pergi kesana apabila Queen tidak memasak.

Queen membuka pintu ruangan Bryan dan menemukan seketaris yang berdiri disamping Bryan tengah menunjukan sesuatu di berkas.

Setelah menandatangani berkas itu, seketaris Bryan pamit tanpa melirik kearah Queen.

Queen mendengus. "Kapan sih kamu bisa pecat dia?"

Jelas Queen tidak suka karena seketaris Bryan adalah chili gang disekolahnya dulu, yang tak lain adalah Monika.

"I can't, Queen." Bryan menatapnya lembut, mencoba memberi pengertian padanya. "I can't just carelessly fire people. At least there must be a clear reason. I have to be professional, okay?"

Queen menghela nafasnya, "Tapi dia nggak godain kamu kan?"

Bryan menggeleng.

"I'm hungry"

"Ah, iya hampir lupa! Ini makan siang kita." Queen mengeluarkan makanan dari dalam rantang tupperware. Atas permintaan Bryan, dia selalu membawa makanan dengan takar lebih untuk bisa makan berdua.

***

Bara menyesap rokoknya sambil menikmati cuaca diatap gedung sekolah. Menyendiri sudah menjadi kebiasaannya walaupun terkadang lebih banyak bersama dengan teman-temannya

Bara memang dingin dan cuek, namun bukan berarti dibalik sikapnya ada masa lalu yang kelam. Sikapnya yang seperti ini adalah bawaan dari lahir serta sifat yang diturunkan oleh Daddynya.

Jika bisa memilih, Bara tidak akan mau menjadi orang yang dingin dan cuek. Dia ingin berubah seperti orang kebanyakan, hanya saja bila terjadi perubahan sikap sedikit saja, maka orang pasti akan merasa aneh dan bertanya-tanya, terlebih lagi teman-teman brengseknya itu akan meledeknya.

Dibandingkan Daddy, Bara lebih kalem dan pendiam walaupun nakal. Tentu berusaha untuk lembut ketika berbicara pada perempuan.

"Kak Bara?" Suara seseorang terdengar dibelakangnya.

Bara sebenarnya terkejut, hanya saja ekspresinya lebih santai. Dia menjatuhkan rokoknya lalu menginjaknya.

Berbalik menghadap Alinza yang memanggilnya, menaikan salah satu alisnya.

"Kak Bara ngerokok?"

Bara hanya diam. Tidak tahu harus menyahut dengan kalimat apa.

"Kak?" Alin memanggilnya lebih lembut.

"Gimana Agatha?" Tanya Bara mengalihkan pembicaraan.

Alin menghela nafasnya, sadar bahwa Bara tidak ingin menjawab pertanyaannya.

"Agatha suka sama Kak Bara!" Tegas Alin ke sekian kalinya. Beberapa kali Alin memberitahu bahwa mereka berdua saling menyukai, namun tidak ada yang percaya. Mereka berdua hanya menganggap bahwa mereka mencintai tanpa dicintai balik.

Alinza Qeyna, seorang adik kelas yang beruntung bisa kenal dengan lelaki incaran Laudree High School—biasanya disingkat LHS. Meskipun mereka tidak sedekat itu, namun karena mereka sering terlihat bersama membuat para perempuan di LHS mengira bahwa Alin dan Bara menjalin hubungan. Padahal setiap mereka bertemu hanya untuk berbicara tentang seorang Adelle Agatha Valerie kepada Bara Danial Zeth.

Harmony ; family relationshipWhere stories live. Discover now