18. Balas Dendam

7.3K 716 211
                                    

Bunda Agnes datang menghampiri mereka. "Gimana? Elsa nya udah ketemu?"

Beberapa dari mereka menggeleng. "Nes sebaiknya kita ke cctv sekarang," sela Eric.

"Tapi kan tadi listrik mati kak?" ucap Camelia. Eric menatap mereka serius. “Siapa tau ada petunjuk sebelum listrik mati.” Camelia mengangguk membenarkan.

Mereka semua naik ke atas, ke ruangan monitor cctv mereka memantau layar yang sedang di kendalikan oleh Pak Satpam di rumah Agnes.

"Itu! Itu Elsa," seru Theo sambil menunjuk ke arah layar, disana terlihat Elsa sedang berjalan menuju toilet sambil sesekali membersihkan gaunnya.

Mereka semua fokus menatap layar, menunggu Elsa keluar dari toilet, namun, tak ada tanda-tanda hilangnya Elsa sebelum masuk toilet.

Mereka hanya bisa melihat sampai Elsa masuk ke dalam toilet dan Santi keluar dari sana. "Gue rasa, pelaku nya nyulik Elsa saat lampunya mati," ucap Gerry. Teejay juga berfikir demikian.

Bunda Agnes angkat bicara, "Bunda rasa ini semua udah di atur sejak awal."

Mereka menatap Bunda Agnes meminta penjelasan lebih. "Pak Harto bilang sama Bunda kalo ada yang sabotase listrik nya, karena kabel listrik nya kepotong jadi dua dan itu sangat rapih, seperti digunting."

"Berarti bener, pelakunya sengaja matiin listrik, otomatis semua orang panik karena gelap, disitu cara dia bisa nyulik Elsa," ucap Eric dengan serius, mereka pun mulai menduga-duga.

"Nes, gue pinjem handphone lo," ucap Teejay tiba-tiba.

"Hah? Handphone? Dimana ya handphone Agnes?" Agnes mencari-cari, namun ia ingat sesuatu, handphone nya ia titipkan dengan Elsa tadi. "Handphone Agnes sama Elsa! Iya sama Elsa Kak.”

Teejay menatap Agnes serius, ini kesempatan. "Lo idupin GPS?" tanya Teejay, Agnes mengangguk mengiyakan. “Agnes selalu idupin GPS kak.”

Teejay langsung merampas handphone yang ada di tangan Camelia karena handphone nya kehabisan baterai.

Teejay menelfon ke nomor telepon Agnes melalui handphone Camelia, Teejay menunggu telepon itu tersambung, ia tersenyum saat panggilan berbunyi dan bukan operator yang menjawab.

Itu artinya handphone Agnes masih menyala. Teejay mengotak-atik ponsel milik Camelia, beberapa menit ia tersenyum lega.

Teejay mengernyit saat membacanya, "Elsa ada di jalan kuningan, gedung hitam."

"Gedung hitam?" Teejay bingung, ia tidak banyak tau daerah sekitar sini, karena Teejay bukan asli orang di kota ini.

Eric menyela, "gue tau, itu gedung yang pernah kebakaran dan sekarang kosong."

***

"Gue berhasil, lo mau gue apain dia?"

"..."

"Lo serius? Gue gak nyangka lo kayak psikopat." Orang itu tertawa dibalik topengnya. "Kayaknya gue bakal icip dulu kali ya?"

"..."

"Jalang?" Orang itu berdecih mendengar jawaban dari balik teleponnya. "Cih, lo tau sendiri, 'kan, gue gak suka bekasan.”

Kriet

Decitan kursi terdengar, orang itu mengakhiri pembicaraannya lalu ia pergi untuk melihat apa yang di lakukan tawanannya itu.

Bibirnya tersungging, menampilkan senyum remeh. "Lo gak bakal bisa kemana-mana, bitch." Orang itu memakai topengnya lalu menghampiri Elsa yang sedang berusaha untuk menjangkau tasnya.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang