52. Hal tak Terduga

5.6K 612 258
                                    

Tin-Tin!


"Elsa duluan ya!" Seru Agnes dari dalam mobil.

Elsa mengangguk, "Iya!"

Sebagian siswa SMA Scorpions sudah pulang kerumahnya masing-masing. Sedangkan Elsa masih menunggu ojek online nya. Naura itu menyebalkan, ia membawa pak Yusuf pulang bersamanya, tanpa mengajak Elsa.

Elsa berjalan di trotoar dekat sekolah sambil memainkan ponselnya. Beruntung ponsel Elsa baru, jadilah Teejay tidak bisa mengirimi nya pesan.

"Ini bayaran kalian, kalian godain cewek yang ada di sebrang itu. Tapi jangan berlebihan."

Camelia memberikan dua lembar uang, kepada dua laki-laki asing itu.

"Sana buruan!" Perintahnya.

Mereka mengangguk, lalu mulai melangkahkan kakinya kearah Elsa.

Elsa tergelak kaget, saat seseorang mencolek pinggangnya.

"Cantik, sendirian aja?" Ucap laki-laki yang sepertinya seumuran dengan Elsa.

"Jaga tangan lo! Gak sopan!" Seru Elsa tak suka.

"Kalo gini sopan gak?" Laki-laki yang satunya, kini mencolek dagu Elsa.

Elsa mengerang marah, "Kurang ajar! Jauhin tangan lo!"

Laki-laki itu tersenyum, "Kenapa sayang? Aku kan cuma mau kenalan sama kamu." Laki-laki itu memajukan wajahnya.

"Minta nomor teleponnya dong."

Elsa menggeleng, "Nggak!"

"Pergi kalian!" Usir Elsa sambil menjauhkan diri dari kedua laki-lakinya yang tidak ia kenal.

"Kita kan belum kenalan, kenalan dulu cantik."

"Disini sepi loh... Kita bisa..." Mereka saling melirik, lalu menatap Elsa dari atas sampai bawah.

Elsa menyilangkan tangannya di depan dada lalu memundurkan langkahnya.

Elsa menunjuk mereka berdua, "Jangan macem-macem," ancam Elsa yang sebenarnya sangat ketakutan.

Oh Tuhan, kenapa tidak ada orang lewat di sini!

"Tenang aja cantik, kita gak bakal macem-macem kok."

"Tapi kamu harus jadi pacar kita."

Elsa menggeleng, "Gue udah punya pacar!"

"Pacar? Mana pacarnya? Pacarnya kok tega ninggalin ceweknya di jalan sepi kaya gini," balasnya.

"Kamu bohong kan, pasti kamu gak punya pacar."

"Ada!" Seru Elsa cepat.

"Kalo gitu telpon sekarang, kita mau denger suara pacar lo itu."

Elsa mengangguk, "Oke, gue telpon sekarang."

Jari jemari Elsa berhenti bergerak, saat ia tersadar akan sesuatu.

"Elsa, lo kan ganti hp! Gak punya nomornya Teejay!"

Astaga bagaimana ini!

Dua laki-laki itu masih menunggu, "Mana? Mana pacar lo?" Kenapa gak jadi telpon?"

"D-dia s-sibuk!" Balas Elsa gugup.

Dua laki-laki itu tertawa, "Eneng, kalo mau bohong yang pinter dikit."

"Siapa yang bohong?"

Suara itu membuat mereka menoleh bersamaan.

Laki-laki itu mendekati mereka bertiga lalu merangkul pinggang Elsa posesif, "dia pacar gue."

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang