57. Bunuh Diri?

5.7K 750 429
                                    

Gadis itu terbangun dari tidurnya, memegangi kepalanya yang sedikit pusing, membuka matanya perlahan lalu menatap sekelilingnya, ini dikamarnya.

Elsa berusaha mengingat apa yang terjadi semalaman, namun Elsa hanya ingat Safira menelfonnya dan ia pergi ke suatu tempat. Tapi, bagaimana ia bisa berada disini sekarang?

Apakah, itu semua hanya mimpi? Sungguh, Elsa tidak ingat apapun setelahnya. Bukankah mimpi tidak bisa di ingat setelah bangun? Tapi, kejadian itu terasa sangat nyata.

Tapi, bagaimana Elsa bisa ada di kamar nya tiba-tiba?

Kepala Elsa sedikit pusing, Elsa melirik jam, ternyata sudah pagi, sebaiknya Elsa cepat-cepat mandi dan pergi ke sekolah.

***

Gadis itu menghirup udara pagi yang segar, tidak memikirkan kejadian yang terjadi semalam, karena Elsa memang tidak ingat apa-apa, tau-tau ia sudah berada di kamarnya.

Elsa menggenggam tali ranselnya, melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam sekolah.

Baru satu langkah gadis itu memijakkan kakinya, tatapan jijik dan tak suka telontar dari beberapa orang yang menatapnya terang-terangan.

Elsa melihat ke sekitarnya, "pada kenapa, si?" Batin Elsa.

"Bodo amat, ah." Elsa mengendikan bahunya acuh.

Namun, saat Elsa terus berjalan melewati koridor, semakin banyak pasang mata yang menatapnya sinis sambil berbisik-bisik.

"Gila sih, gue nggak nyangka banget."

"Wah, parah sih. Masih kelas sebelas udah ngelonthe."

"Dia, mantan nya kak Teejay nggak si? Paling geh, gara-gara diputusin kak Jay, dia jadi kayak gitu."

"Mana sama bapak-bapak brewokan lagi, hahaha! Nggak elite banget."

"Udah nggak perawan, tuh."

Elsa mengerutkan keningnya, tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan. Elsa bisa dengar apa yang mereka bicarakan. Tapi, mengapa mereka semua bilang hal yang tidak-tidak?

Seseorang menghampiri Elsa dengan tergesa-gesa, "Sa!"

Elsa menatap Agnes bingung, seperti orang dikejar anjing galak, "lo kenapa lari-lari?"

"It---itu!" Agnes terlihat berusaha menjelaskan.

"Apa? Eh Nes, aneh deh. Mereka kenapa pada liatin gue, sih?"

Agnes mengatur nafasnya, "Sa, Agnes percaya sama Elsa, Elsa nggak mungkin lakuin hal kotor kayak gitu, kan?"

Elsa menatap Agnes tidak mengerti, "apaan sih? Hal kotor apa? Gue nggak ngerti."

Agnes menarik tangan Elsa, "Elsa harus liat Mading sekarang."

"Eh--" Elsa terkejut Agnes membawanya dengan terburu-buru, sebenarnya ada apa ini?

Sesampainya di depan Mading, Elsa bisa melihat kerumunan yang berdesak-desakan ingin melihat.

"Ini ada apa, sih? Pengumuman kelulusan? Bukannya kita masih ulangan semester satu?" Ucap Elsa polos.

Tak disangka, saat Elsa mengucapkan itu, semua orang berhenti lalu menatapnya.

Dan lagi-lagi, mereka kembali berbisik-bisik, malah ada yang sengaja mengeraskan suaranya.

"Ku kira beras ternyata pete, ku kira mbak nya berkelas, ternyata lonte! Hahaha!"

Agnes menarik tangan Elsa, membawa Elsa untuk lebih dekat melihat Mading. Kerumunan itu memberi jalan kepada mereka.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang