'25. Belum Berakhir

6.2K 565 84
                                    

Kini pusat perhatian tertuju kepada Teejay yang baru saja turun dari motor Vespa matic nya, seperti gerakan slow motion, Teejay membuka helm nya lalu mengusap rambutnya dengan jari-jari tangannya.

Berita keluarnya Lidia telah tersebar luas, tapi mereka tidak tau alasan Lidia di keluarkan dari sekolah.

Tapi tak sedikit dari mereka senang dan lega, karena tidak ada lagi kakak kelas yang suka membully junior nya.

Sekarang hari Senin, dimana upacara dilaksanakan di terik pagi yang panas, dengan siraman rohani dari pak Ali guru berkepala plontos dan kumis panjang yang dirawat sepenuh hati dari zaman penjajahan negri Doraemon katanya.

Teejay berjalan melewati koridor, banyak pasang mata memandang dengan kagum, tak terkecuali mereka yang sedang piket pagi.

Padahal tidak ada senyum, tidak ada tawa, Teejay berjalan datar, dengan memakai baju sekolah yang di keluarkan serta dasi yang menggantung rapih di lehernya.

Hari ini ia sedikit lesu, karena sang pujaan hati tidak bisa hadir ke sekolah, alhasil banyak perempuan yang gencar mendekatinya.

Seperti saat ini, ia di hadang oleh dua perempuan, yang satu seperti malu-malu dan yang satu seperti mendesak agar segera cepat.

Teejay menatap kedua orang di depannya dengan datar.

"Em, kakak inget aku gak? Aku mantan kakak waktu itu kita pernah jadian."

Tentu saja Teejay tidak ingat.

"Berapa lama?" Tanya Teejay.

"Tiga menit, waktu itu kakak suruh aku beliin bakso," jelas gadis itu.

Teejay mengingat dengan cepat, ia tersenyum mengingat itu, bukan gadis itu yang ia ingat, namun pertemuan nya dengan Elsa yang membuatnya tersenyum.

Gadis itu menatap Teejay yang tersenyum dengan hati berbunga-bunga, "Kakak inget sama aku?"

Teejay mengangguk.

Gadis itu tersenyum, "Abel cuma mau kasih ini buat kakak." Gadis itu menyodorkan sebatang coklat kehadapan Teejay.

Terima atau tidak?

Baiklah Teejay akan mengambil nya, karena gadis itu, ia bisa bertemu dengan Elsa.

"Thanks," kata Teejay lalu mengambil coklat itu dan melanjutkan langkahnya.

Gadis bernama Abel itu menggigit bibirnya senang melihat coklat nya di terima.

Baru beberapa langkah, di samping Teejay sudah ada teman sekelasnya

"Ja ke kelas bareng yuk!" Gadis itu merangkul pundak Teejay.

Lalu setan baik dalam diri Teejay berkata, inget Tejo, ada pacar!

"Bo-- eh gak, lo duluan aja, gue mau ke kantin." Teejay melepaskan rangkulan itu dengan paksa, membuat teman sekelasnya itu membrengut, padahal waktu itu Teejay welcome-welcome saja.

Teejay akan menjaga hatinya untuk Elsa hari ini.

Gak tau kalo besok-besok

Saat di kantin, ia bertemu dua kunyuk yang sedang asik menyantap nasi uduk dengan nikmat.

Teejay ikut bergabung ke meja mereka, dan duduk lalu memainkan handphone nya walaupun hanya menggeser-geser tombol menu karena pesannya belum di balas oleh Elsa.

"Bah, lesu amat tu muka lu kaya kanebo kering," kata Theo sambil menyantap nasi uduknya dua sendok penuh sekaligus.

"Daripada lu kaya orang kelaparan."

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang