15. Perkara Haus

8.9K 812 78
                                    

Elsa menaiki anak tangga satu demi satu, hingga sampai di kelasnya.  Ternyata kondisi kelas masih sepi, hanya ada beberapa orang di sana, padahal ini sudah cukup siang.

"Pagi El, piket ya?" sapa Malik, sang ketua kelas, jika kalian lupa.

"Pagi juga, iya gue piket hari ini," balas Elsa lalu ia segera mengambil sapu dan mulai menyapu lantai.

Malik duduk di bangku-nya seraya memakan Snack kering. "Btw, lo ikut eskul apa El? Kayak-nya gue gak pernah liat lo ikut eskul."

Elsa berhenti sejenak. "Gue eskul musik, tapi bulan ini anak musik lagi gak ada kompetisi jadi jarang ada kumpulan."

"Wah, suara lo gue jamin udah pasti merdu," puji Malik membuat Elsa tertawa.

Satu persatu siswa mulai berdatangan, termasuk Camelia, namun Agnes tak kunjung datang.

"Mel, Agnes mana?" tanya Elsa, ia sudah menyelesaikan piketnya, sekarang mereka sedang berdiri di depan kelas tingkatnya sembari melihat orang-orang yang sedang berjalan di bawah.

"Ntah, biasanya dia udah dateng jam segini," balas Camelia, melihat kening Elsa yang tertutup plester membuat Camelia mengernyitkan keningnya. "Jidat lo kenapa?"

"Oh ini, cuma kejedut doang," jawab Elsa berbohong, nanti pasti Elsa akan menceritakan kejadian yang dialami nya beberapa hari ini, termasuk teror-teror yang mendatangi Elsa.

"Si Agnes pasti kesiangan nih," ucap Elsa, tanpa sadar di belakang mereka ada Agnes yang diam-diam memperhatikan mereka sedang mengobrol.

"Iya dia, 'kan kebo, kebanyakan bucin sama kak Gerry."

"Siapa yang kebo?!" sahut Agnes sambil mendelik membuat mereka menoleh.

Elsa dan Camelia saling pandang, seperti tertangkap basah, tak mau Agnes marah, mereka langsung mengalihkan pembicaraan.

"HAPPY BIRTHDAY AGNES!!!" Ucap Elsa dan Camelia bersamaan.

Ekspresi Agnes langsung berubah.  Gadis itu luluh seketika. "AAAA MAKASI!!"

***

"Wah, udah pasti telat nih kite!" ucap Theo.

"Lo sih Jay, kebo!" timpal Gerry yang ikut-ikutan kesal.

"Bawel lo pada, udah buruan berangkat."

Tadi, saat mereka berhasil membangunkan Teejay, Theo dan Gerry bergegas turun untuk sarapan karena perintah Oma Sarah. Namun, saat melihat jam sudah siang, Teejay tak sempat sarapan, alhasil Teejay berangkat dengan perut kosong.

Lalu, baru beberapa meter mereka melajukan motornya, motor Teejay tiba-tiba mati dan ternyata motor Teejay kehabisan bensin.

Sungguh sial, bukan?

Terpaksa mereka berhenti sejenak untuk mengisi bensin dan saat sampai di sekolah, benar saja, gerbang sudah tertutup dengan anggota OSIS yang ikut berjaga dengan Pak Satpam.

"Jay gimana, nih? Udah di tutup."

"Ikut gue," perintah Teejay, ternyata Teejay mengajak kedua temannya untuk lewat belakang.

Mereka bertiga mengendap-endap seperti seorang penyusup dan Teejay yang berada di posisi depan. Teejay fokus berjalan ke arah depan, sambil mengarahkan tangannya.

"Ssst, jangan berisik, biasanya si ada Pak Kumis, untung aja hari ini dia gak ada." Teejay berbicara sendiri sambil terus berjalan.

"Jay," panggil Gerry namun tak Teejay indahkan.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang