9. Pembalasan

14.8K 1.3K 70
                                    

Jam kosong, itulah yang menjadi hal terfavorit semua siswa di sekolah. Karena dengan jam kosong, mereka bebas melakukan apa saja sepuasnya tanpa ada larangan dari guru.

Ya, seperti di kelas Elsa saat ini, mereka sedang jam kosong karena guru mata pelajaran yang seharusnya mengajar sedang sakit.

“Temen-temen semua, jangan ribut ya! Karena keributan itu salah satu hal yang disukai setan. Apabila kita—”

“IYAAA PAK USTAD!” seru mereka ramai-ramai sebelum Malik melanjutkan ucapannya yang akan berujung ceramah. Malik, sang ketua kelas terkenal alim dengan ilmu agamanya.

Lima belas menit berlalu, Elsa melepas earphonenya dan meletakkan ponselnya. Elsa menoleh ke kanan dan kiri melihat keadaan kelasnya yang cukup kondusif, ada yang sedang tidur, menonton film, bermain game, belajar dan hal-hal random lainnya.

Merasa bosan, Elsa berdiri dari tempatnya duduknya tak lupa mengambil sesuatu dari laci mejanya.

“Mau kemana, El?” Agnes mendongak melihat Elsa.

Elsa kembali memasangkan earphonenya di telinganya. “Gue ke perpus dulu ya, mau balikin novel. Sekalian mau pinjem yang baru. Mau ikut?” Agnes menggeleng, sedangkan Camelia sepertinya tertidur di balik lipatan tangannya.

“Yaudah, gue ke perpus dulu,” pamit Elsa.

***

Lain dengan Teejay, kelasnya saat ini masuk pelajaran geografi, saat ini dirinya di perpustakaan untuk meminjam Atlas karena ia lupa membawa nya. Laki-laki dengan seragam yang sudah keluar dari celananya itu terlihat tengah melihat-lihat beberapa rak buku.

Dibukanya beberapa buku, tapi ia tak menemukannya. Berusaha mencari di tempat lain, ia sepertinya tau dimana letak Atlas yang ia ingin pinjam.

“Jay? Sayang, kamu disini mau nemenin aku ya?” ucap Lidia yang sedang duduk di bawah seraya bermain ponsel, Teejay yakin gadis itu sedang membolos. Mengabaikannya, Teejay berusaha menggapai rak yang berada di atas Lidia.

"Gue mau ambil Atlas, minggir lo,” cetus Teejay, Lidia pun berdiri lalu menghadang dengan tangannya. Teejay yang buru-buru pun memaksa Lidia menyingkir.

"Gak boleh, kamu balikan dulu sama aku."

"Gue bilang minggir, gue di tungguin sama Bu Nanik,” tegas Teejay seraya berusaha mengambil cela untuk mendapatkan atlas nya. Jarak Lidia dan Teejay sangat dekat sebab Lidia tak mau menyingkir.

Elsa sampai di perpustakaan, ia berniat membaca novel remaja yang menjadi kegemaran nya baru-baru ini, ia lebih suka keheningan daripada keramaian. Ia berjalan menuju rak novel seraya mendengarkan lagu kesukaan nya yaitu Imagination dari Shawn Mendes.

Lidia masih berusaha menghalagi Teejay, Lidia tersenyum licik saat melihat wajah Elsa dari celah rak buku.

"Minggir atau gue kasar?!" Seru Teejay tak tahan lagi, ia meletakan tangan nya mengurung Lidia dengan tatapan menusuk. Lidia yang melihat Elsa hampir sampai pun langsung menarik tengkuk Teejay yang berada 10 cm di depan nya.

Lidia mencium bibir Teejay lama dan mengalungkan tangannya di leher Teejay. Elsa menjatuhkan handphone nya kaget melihat pemandangan di depannya, apa ini? Memangnya perpustakaan tempat mesum? Seperti tidak ada tempat lain saja.

“Hei kalian! Kalo mau mesum jangan di—” kalimat Elsa terhenti begitu saja saat melihat wajah orang di depannya. Elsa membelalakkan matanya tak percaya.

Teejay langsung mendorong Lidia dan menghampiri Elsa. "El ini gak seperti yang kamu pikirin, percaya sama aku,” jelas Teejay sambil mendekati Elsa yang masih mematung di tempatnya. Sedangkan Lidia pun tersenyum kemenangan.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang