61. Berjuang lagi?

5.9K 686 214
                                    

Semilir angin sejuk menerpa wajah gadis yang sedang menaburi bunga di atas gundukan tanah yang masih baru itu.

Sambil mengusap nisan tersebut, gadis itu menitikan air matanya lalu cepat-cepat menghapusnya dan tersenyum tegar.

"Makasih banyak La, pengorbanan kamu akan selalu aku inget."

"Maafin aku juga La, karena aku, kedua orang tua kamu kehilangan kamu."

"Aku cuma bisa berdoa yang terbaik buat kamu La, semoga kamu tenang disana," sambung Elsa berusaha untuk mengikhlaskan semua yang telah terjadi. Termasuk dengan segala perbuatan Safira yang telah dilakukan padanya.

Kini semuanya sudah terbongkar jelas, yang sekarang Elsa ingin lakukan adalah melupakan itu semua dan memulai kehidupan tanpa ada gangguan dan masalah.

Namun sepertinya, semua tidak semudah itu. Jauh, beberapa meter darinya, seseorang berdiri disana dengan tangan dan kaki yang diikat dengan kain putih.

Engga, becanda.

Disana berdiri laki-laki dengan pakaian serba hitam yang telah menunggunya sejak tadi. Menunggunya, seperti saat itu.

Elsa menghindari tatapannya, cepat-cepat Elsa memutar arah agar tidak berpapasan dengannya.

Laki-laki itu kemudian berbalik badan dan berjalan keluar.

Walaupun Elsa memutar arah untuk tidak berpapasan, tetap saja saat melalui gerbang keluar ia pasti bertemu dengannya.

Dan ya, sesuai dugaan. Laki-laki itu telah menunggunya disana.

Dengan cepat, Elsa melaluinya. Tapi, apalah dayanya saat tangan kirinya sudah ditahan.

Elsa menatap sosok itu, mata tajam yang selalu diberikan padanya kini berubah menjadi sorot mata yang teduh dan penuh penyesalan.

"Lepasin," ucap Elsa tegas.

Laki-laki itu tidak bergeming, ia hanya terus memandang Elsa.

"Lepasin tangan gue."

Elsa mendesah kasar saat ia tak berhasil membebaskan tangannya.

"Ck! Gue udah ngomong baik-baik ya sama lo, lepasin tangan gue."

Elsa jengah, laki-laki itu hanya memandanginya, "Teejay! Lo tuli? Lepasin tangan gu-"

Teejay meraih tengkuk Elsa, membawa kepala Elsa kedalam dada bidangnya. Menahannya didalam dekapan penuh penyesalan itu.

Elsa tidak bergeming untuk beberapa saat, dirinya masih terkejut.

Kini, Teejay telah membebaskan tangan Elsa, diganti dengan pelukan erat dari kedua tangannya.

Teejay menaruh kepalanya diceruk leher Elsa, "Maaf... Elsa."

Elsa terdiam, merasakan pundaknya yang berat karena kepala Teejay yang berada disana. Tangannya tetap diam, lain dengan Teejay yang sudah memeluknya erat.

"Maaf Elsa maaf, cuma ini yang bisa aku lakuin sekarang. Aku gak bisa balikin air mata kamu yang udah banyak jatuh karena aku El."

Setetes air mata Teejay terjatuh, buru-buru Teejay mengusapnya.

Tangan Elsa terangkat hendak mengusap kepala Teejay saat merasakan pundaknya basah. Namun, hatinya tidak mengizinkan, kini tangannya hanya meremas angin, dan menurunkannya kembali.

"Tapi aku sadar, aku memang bajingan. Aku gak pantes dapet maaf dari kamu El." Teejay mengangkat kepalanya, melepaskan pelukan itu dengan cepat.

Teejay menatap Elsa sebentar, lalu membalikkan badannya hendak pergi.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang