12. Pesan Misterius

11.7K 1K 64
                                    

Elsa mengusap-usap rambutnya dengan handuk. Tadi saat selesai menonton, ternyata diluar hujan deras, untunglah Eric dengan baik hati mengantarkannya pulang.

Rambut Elsa basah karena berlari masuk kedalam rumah. Elsa menaruh handuknya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian berbahan tebal, karena cuaca yang terasa dingin.

Setelah berganti pakaian, Elsa berbaring di kasurnya dan mengambil ponselnya, tentunya mengecek apakah Teejay menanyakan keadaannya atau tidak dan ternyata tidak.

Elsa mendengus sebal, menghempaskan ponselnya pelan seraya mengingat-ingat kegelisahan Teejay tadi, sampai-sampai meninggalkannya begitu saja.

Tok Tok Tok

Pikiran Elsa buyar mendengar ketukan pintu kamarnya. Elsa segera bangkit dan membuka pintu. Disana, Mamanya berdiri dengan membawa satu gelas susu hangat.

Elsa hanya diam, menunggu mamanya berbicara. “Elsa... Ini mama buatkan susu hangat untuk kamu,” ucap Elena, tentu saja ia melihat Elsa terkena hujan tadi.

Elsa menggeleng. “Gak haus,” balasnya dengan singkat.

“Nanti kamu sakit nak, mama lihat kamu kehujanan,” balas Elena.

“Mama peduli Elsa sakit?” celetuk Elsa.

“Kenapa kamu bertanya seperti itu——”

“Itu karena Mama nggak peduli waktu Papa sakit,” tegas Elsa kepada mamanya.

Elena menatap Elsa sayu. “Nak, waktu itu—”

Elsa belum siap jika harus membuka luka lama itu lagi, luka dihatinya belum sembuh, ia tidak ingin luka itu bertambah lebar.

Dengan segera, Elsa mengambil susu di tangan mamanya agar urusannya cepat selesai. “Cukup Ma,” ucap Elsa lalu menutup pintu kamarnya dengan perasaan sesak. Elsa terdiam, mengingat memorinya saat itu.

"Mamaaa Elsa mau susuuu," Rengek anak kecil itu.

"Sayang, susu nya habis, tadi sore terakhir yang Elsa minum," tutur mama nya lembut.

"Elsa mau susu, Elsa ndak mau tidul kalo ndak ada susu..." Mata itu terlihat sedih.

"Yaudah sini papa belikan dulu ya di supermarket," tutur ayahnya membuat mata itu berbinar.

"Yey! Seliyus Papa?!"

"Tapi ada syaratnya," ucap ayahnya sambil menunjuk pipi kanan nya.

Tanpa bertanya, anak kecil itu langsung mengecup pipi ayahnya.

Cup

"Syalatnya udah telkabul deh, sekalang Elsa mau susu!" seru gadis kecil itu gembira.

"Iya sayangnya Papa, tunggu ya," ucap ayahnya sembari mencubit pipinya gemas.

Gadis itu menaruh minumannya di atas meja, Elsa menggeleng pelan, tidak ia tidak boleh menangis. Elsa tersenyum samar untuk menguatkan dirinya sendiri.

Ting!

Fokus Elsa teralihkan mendengar notifikasi pesan masuk. Elsa yakin itu pasti Teejay, lihat saja pasti Teejay akan meminta maaf padanya.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang