64. Ayo, balikan!

5K 558 129
                                    

Hari ini adalah hari ketiga, sejak Teejay mengajak Eric untuk bersaing selama lima hari untuk mendapatkan Elsa.


Teejay sama sekali tidak bermaksud untuk menjadikan Elsa bahan taruhan ataupun sebagainya. Ia hanya ingin Eric tidak dekat-dekat lagi dengan Elsa saat Eric tidak bisa mendapatkan gadis itu, Teejay merasa Eric bukan laki-laki yang baik. Cukup dirinya saja yang pernah menyakiti Elsa.

Siang ini, kantin lumayan sepi, kebanyakan dari mereka menghabiskan jam kosong untuk berada di kelas temannya, tentu bergabung dengan circle-nya.

Elsa membawa lima buah novel yang ia pinjam sejak seminggu yang lalu dari perpustakaan.

Elsa sudah membaca semuanya berulang kali dan sudah merasa puas. Elsa harus mengembalikannya supaya siswi lain bisa menangis dan tertawa seperti orang gila sepertinya.

Saat menuju perpustakaan, kebetulan sekali Teejay sedang melintas di koridor perpustakaan. Elsa langsung menghampiri Teejay, untuk mengucapkan sesuatu yang seharusnya diucapkan kemarin.

Langkah Elsa memelan saat sudah dekat, karena tiba-tiba seorang gadis menghampiri Teejay. Elsa berdiri di sana, mengamati apa yang akan mereka lakukan.

Gadis dengan logo kelas sepuluh dibajunya itu menghampiri Teejay, dengan membawa sesuatu.

"Hai kak," sapanya.

Teejay tersenyum kecil. "Hai, kenapa?"

Pipi gadis itu bersemu, dengan malu-malu ia memberikan, dua bungkus coklat kepada Teejay.

"Diterima ya kak," ucap gadis itu sambil mengulurkan coklat yang ada ditangannya.

Teejay mengangguk, lalu mengambil coklat itu.

"Emm, kak aku punya satu permintaan lagi."

Teejay menatap gadis itu menunggu pertanyaannya.

"Umm, boleh nggak kak semangatin aku, soalnya bulan depan aku ikut olimpiade hehe."

Teejay mengangguk, lalu menepuk kepala gadis itu dua kali. "Semangat olimpiade nya, semoga menang."

Gadis itu menggigit pipi dalamnya untuk menghilangkan rasa gugupnya.

Setelah tau apa yang gadis itu lakukan, Elsa dengan masa bodo menghampiri Teejay.

Teejay terkejut saat melihat Elsa, ada rasa takut Elsa akan marah. Mungkinkah Elsa akan marah?

"El?" Ucap Teejay, gadis di depan Teejay juga ikut menatap Elsa.

"Gue cuma mau bilang makasih karena udah nolongin gue kemaren," ucap Elsa datar.

Elsa melirik kearah siku Teejay, kemudian ia mengambil sesuatu dari sakunya dan mengulurkannya kepada Teejay. "Nih."

Teejay menatap Elsa mengulurkan plester kepadanya dengan bingung.

Elsa berdecak, ia mengambil telapak tangan Teejay, lalu menaruh plester itu ditangannya dan masuk kedalam perpustakaan.

Teejay yang masih loading pun memutar-mutar plester ditangannya. Seketika senyum merekah di bibir Teejay.

"Emm, kak, bukannya itu mantan kakak ya?"

Teejay tidak menjawab, ia tersenyum sambil meninggikan coklatnya, "Thanks ya, coklatnya." Lalu pergi dari hadapan gadis itu.

"Eh kak---" gadis itu cemberut kala Teejay sudah berlari, tapi saat mengingat bagaimana Teejay menepuk kepalanya tadi membuat hatinya ambyar.

***

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang