59. Sisi Lain Safira

6.1K 751 1.1K
                                    

⚠️ Warning!!! ⚠️

⚠️ Part ini mengandung bau-bau darah, jadi yang phobia darah bisa skip gambarnya nanti okey


⚠️Siapin napas, selamat membaca⚠️

Kring-kring!!!

Jam pulang telah berbunyi, cuaca terik menyambut kepulangan para siswa SMA Scropions.

Semua siswa keluar dari kelasnya masing-masing, disertai dengan guru pengawas.

"Eh, nomor tujuh lo apa?"

"A? Ih anjir, gue tadi mau jawab A, tapi gue tanya lagi sama si William katanya B."

"Terus-terus, kalo yang tentang VOC itu? Yang nomor 12 kalo nggak salah. Lo jawab Belanda apa Inggris?"

"Kayanya gue jawab Malaysia deh."

"Si goblok! Mana ada VOC Malaysia!"

Ya begitulah rata-rata obrolan yang mereka bicarakan setelah selesai ulangan.

Di sisi lain, Teejay hendak menghampiri Elsa ke kelasnya. Namun, Teejay sadar diri, apakah dirinya masih pantas?

Teejay merenung di bawah pohon tempat motornya parkir. Hanya motornya, motor Gerry, dan beberapa motor lain yang tersisa.

Dan disisi lain, Elsa baru saja keluar dari bilik toilet, lalu merapihkan pakaiannya di kaca wastafel. Dua orang disampingnya yang sedang memoles dempul di wajahnya serta liptint itu memandang Elsa sinis.

"Dasar murahan."

"Lonte, mauan aja sama om-om."

Setelah menyalurkan hobby mereka, kedua gadis nyinyir itu tertawa sinis lalu pergi dari toilet itu. Kini, hanya tersisa Elsa disana.

Elsa memejamkan matanya, menahan sesak di dadanya. Setiap perkataan yang mereka lontarkan itu membuat hatinya sakit.

Setitik air mata jatuh dari kelopak mata Elsa. Elsa membuka matanya, seperti reka adegan, bayangan papanya dahulu saat menyemangatinya lomba, kini tergambar di cermin itu.

Elsa tersenyum samar, lalu menghapus air matanya. Berusaha untuk tegar.

Sebelum keluar, Elsa menghela nafas panjang. Namun, baru beberapa langkah Elsa menjauh dari toilet, seseorang menarik tangannya dengan paksa.

"Eh?!" Elsa tersentak kaget. "Safira?! Lepasin aku, kamu mau bawa aku kemana?" Seru Elsa yang tangannya ditarik paksa oleh Safira.

"Saf???" Elsa mengerutkan keningnya tidak mengerti, ia hanya berjalan sesekali berlari karena Safira menariknya.

Disisi lain, kedua orang itu baru saja kembali dari kantin untuk membayar utang. Saat Gerry dan Theo berjalan melewati koridor, Theo menyipitkan matanya saat melihat Elsa dan Safira di koridor sebrang.

"Eh, Ger." Theo menahan tangan Gerry agar Gerry berhenti.

"Liat dah, tumbenan Elsa ama adeknya Jay akur."

"Lagi maen, Uber Hem ya mereka?" Celetuk Theo.

Gerry mengikuti arah pandang Theo, lalu mendelikkan matanya.

Plak

"Dasar bego." Setelah menempeleng kepala Theo pelan, Gerry berlalu dengan tergesa-gesa.

Theo mengusap kepalanya, "gue salah apesih?!" Cetus Theo sebal sendiri lalu berlari menyusul Gerry.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang