54. Ungkapan Rasa

5.6K 682 1.3K
                                    

Elsa berlari masuk kedalam bilik toilet, menguncinya, lalu menumpahkan tangisannya disana. Padahal, dirinya sendiri yang memutuskan pilihan itu, tapi ia juga yang tersakiti.

Elsa menggeleng, lalu menghapus air matanya setelah mengingat apa saja yang Teejay lakukan padanya, "lo nggak boleh kaya gini Elsa. Lo harus buktiin kalo lo bisa tanpa dia."

Elsa keluar dari bilik toilet, ternyata tidak ada orang sama sekali, baguslah. Jadi, tidak ada yang tau ia menangis.

Elsa menghidupkan keran di wastafel toilet, lalu membasuh wajahnya. Tak lama, bel masuk berbunyi.

***

"Baiklah anak-anak, waktunya sudah habis. Silahkan kumpulkan kedepan."

Satu persatu, mereka mulai mengumpulkan lembar jawabannya kedepan. Kemudian melenggang keluar.

Agnes keluar lebih dulu, disusul Camelia lalu Elsa.

Camelia tau, Agnes dan Elsa akan ke kantin, namun ia bergegas pergi terlebih dahulu.

"Mel," Elsa menahan tangan Camelia.

Camelia menepis tangan Elsa, "Lepas."

"Mel, lo masih marah sama gue?" Tanya Elsa dengan mata lelah.

"Menurut lo?" Camelia membuang muka kelainan arah.

"Mel, tolong. Maafin gue, gue nggak tau kalo lo suka sama kak Eric."

"Gue sama kak Eric, cuma temen. Nggak lebih, gue nggak ada perasaan apapun ke dia," ucap Elsa jujur.

"Tapi kak Eric itu suka sama lo Sa! Lo nggak sadar juga?"

"Kenapa sih, orang-orang yang gue suka, selalu suka sama lo, nggak Rian, nggak kak Eric, selalu suka sama lo."

Elsa menatap Camelia, "Rian?"

"Iya! Rian, lo nggak mungkin lupa kan kalo Rian pernah suka sama lo, sampe ngejer-ngejer lo."

"Rian selalu tanya ke gue apa-apa tentang lo. Selalu nanyain lo, hati gue perih Sa, karena gue nggak mau persahabatan kita berantakan, gue relain Rian, gue pendem perasaan gue buat dia." Camelia bercerita dengan serius.

"Tapi sekarang apa? Lagi-lagi hal itu ke ulang. Gue nggak bisa kalo harus pendem perasaan ini lagi Sa. Gue nggak kuat."

Elsa mendekati Camelia, "seharusnya lo bilang dari awal Mel, jangan ditutupin kaya gini. Gue bisa bilang ke kak Eric, kalo lo suka sama dia."

"Maksud lo gue harus ungkapin semuanya gitu? Lo pikir kak Eric langsung suka sama gue? Yang ada dia menjauh dari gue! Sama kaya Rian!"

Agnes ikut mendekati Camelia, "Amel, jangan gini. Semua bisa dibicarain baik-baik. Apa Amel mau persahabatan kita ini hancur?"

"Jadi maksud lo, semua ini gara-gara gue Nes?! Kenapa sih semua orang selalu belain dia?!" Camelia menunjuk Elsa.

"Apa istimewanya dia?!" Sentak Camelia.

"Mel---"

"Elsa?"

Perdebatan mereka bertiga terhenti ketika Teejay yang tiba-tiba datang.

"Aku mau ngomong sama kamu."

Alis Elsa menaut, "gue nggak ada waktu!"

Teejay menarik tangan Elsa, "sebentar aja!"

Elsa menghempaskan tangannya kuat-kuat agar terlepas dari genggaman Teejay, "Apaansi! Jangan ganggu gue! Lo nggak inget? Kita udah putus!"

Ucapan Elsa membuat Agnes dan Camelia terkejut ditempat.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang