29. Lebih penting siapa?

5.6K 539 342
                                    

Bagaimana ini, di satu sisi ada Elsa yang butuh pertolongan nya, di sisi lain Safira juga membutuhkan nya.

Elsa meringis kesakitan saat bola itu mengenai tepat di memar tulangnya, ia di bantu oleh beberapa orang di sana, sungguh, sepertinya ini akan sembuh lebih lama lagi.

Namun pandangan nya tak terlepas dari seseorang yang berada di sebrang nya, orang itu adalah Teejay, yang sedang membawa Safira dengan langkah terburu-buru.

"Untuk kali ini lo bukan superhiro gue Ja," gumam Elsa sendu.

Teejay melihat ke arah Elsa sebentar, melihat beberapa orang membantu nya bangun, "Maaf El, Safira lebih butuh aku," gumam Teejay dari tempatnya lalu kembali melanjutkan langkahnya.

***

"El, lo gak apa-apa? Gak mau ke UKS?"

Elsa menggeleng, "Gue gak apa-apa."

Saat ini mereka tengah melanjutkan pelajaran nya, Elsa di bantu untuk kembali berdiri, sebenarnya kakinya terasa nyeri, namun ia tetap memilih untuk masuk kelas setelah meminum obat pereda nyerinya.

"Gue tau apa yang lo pikirin El," gumam Camelia.

Waktu terus berputar sampai bel istirahat berbunyi membuat pelajaran dihentikan sebentar.

"El, lo nitip aja ya? Gak usah ikut ke kantin," ucap Camelia.

"Iya Elsa mau nitip apa, nanti Agnes beliin."

Elsa mengangguk lalu berfikir sejenak, "Gue mau roti coklat sama milkshake ya?

Camelia dan Agnes mengangguk, "Iya nanti kita beliin."

Kedua temannya mulai pergi ke kantin, sekarang Elsa sendiri di bangkunya, dengan beberapa anak lain yang tidak keluar istirahat.

Elsa memiringkan kepalanya, lalu menaruh kepalanya di atas meja, melamun menatap jendela luar.

"Apa gue bakal kembali lemah setelah ini?" Batin Elsa.

Ting

Satu pesan masuk, tetap dalam posisi yang sama, Elsa membuka ponselnya.

Satu pesan masuk dari nomor kemarin.

+62897654****
Mampus!

Elsa menegakkan duduknya, lalu mulai membalasnya.

Lo siapa? Mampus untuk apa?

Ting!

+62897654****
Mampus karena Teejay mulai gak peduli sama kamu hahaha.

Saat hendak membalas, notifikasi online langsung menghilang, orang itu pasti sengaja memblokir nya lagi.

Elsa mendengus lelah, malas memikirkan hal itu ia lantas mematikan handphone nya.

Lalu kembali menaruh kepalanya di atas meja dengan posisi mirip menatap jendela.

Namun, pandangannya kini bukan melihat jendela di luar lagi, tetapi satu cup milkshake dan roti coklat di depan wajahnya.

Elsa menegakkan tubuhnya, "Makasih Ame---"

Elsa tidak melanjutkan perkataannya, karena di depannya saat ini bukan Camelia maupun Agnes, tapi Teejay.

"Teejay? Amel Agnes mana?"

Teejay menyodorkan milkshake itu, "Di minum."

Teejay menggeser bangku di depan tempat duduk Elsa lalu duduk disana.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang