40. Mencoba Bersabar

5.3K 538 247
                                    

"Kak Jay, Safi minta di beliin bubur ayam."

Ucapan gadis itu membuat Elsa dan Teejay menoleh.

"Eh, Lala?"

Lala menghampiri Teejay, "Iya kak, Safi lagi sakit di kelas, katanya lemes, terus dia minta beliin bubur ayam sama kakak."

"Safi sakit lagi?" Teejay berucap panik.

"Iya kak, coba deh kakak samperin dia di kelas."

"Tadi pagi Safi nggak sarapan katanya."

Teejay mendengus, "Ck, anak itu."

Teejay hendak berlalu namun Elsa menahan tangan Teejay.

"Mau pergi?" Tanya Elsa.

Teejay mengangguk, "Aku mau beliin bubur ayam dulu buat Safi, kasian dia belum makan."

"Kamu tunggu disini ya? Nanti aku balik." Teejay menyuruh Elsa duduk di mejanya tadi.

Elsa terdiam sejenak, lalu tersenyum, "Oke, jangan lama-lama ya."

Teejay mengangguk lalu berlalu ke penjual bubur ayam.

Teejay mengulurkan uang sepuluh ribu lalu keluar dari kantin dan menuju kelas Safira.

Bunyi kantong kresek membuat Safira terbangun dari istirahat nya, sebelum itu ia menenggelamkan wajahnya di meja.

Safira mendongak, "Makasi ya La---"

"Loh kakak?" Safira menegakkan badannya.

"Ngapain kesini?"

Teejay duduk di depan meja Safira, lalu membuka kantong kresek berisi bubur itu, "Katanya kamu pengen bubur."

Safira menatap bingung, "Iya tapi kan---"

"Makanya kalo pagi itu sarapan, kamu mau gizi buruk?" Omel Teejay membuat Safira mengerucutkan bibirnya.

"Iya-iya, tadi tuh Safi kesiangan makanya gak sempet sarapan."

"Yaudah nih makan." Teejay mendorong kotak makan berisi bubur itu ke hadapan Safira.

Safira melipat tangannya di depan meja dan hanya menatap bubur itu.

"Kenapa di liatin doang? Katanya pengen bubur, nih makan," ucap Teejay.

Safira menatap Teejay, "Nggak ah." Safira menggeleng, ia tak minat.

"Makan cepet."

"Nggak."

"Makan!"

"Engga mauuuu," rengek Safira.

"Kakak gak inget kalo Safi gak mau makan harus gimana?" Safira menggembungkan pipinya.

"Gimana?" Tanya Teejay tidak peka.

"Ish, suapin!" Rengek Safira.

"Suapin?"

Safira mengangguk ceria, "Iya."

"A." Safira membuka mulutnya.

Teejay mengangguk, kemudian ia menyendokan bubur itu lalu perlahan ia menyuapi Safira.

"Kakak inget gak, kakak juga dulu gak mau makan." Safira bercerita di sela-sela makannya.

"Yang mana?" Tanya Teejay.

"Yang itu, yang kakak ngambek sama Oma...."

Teejay tertawa, "Oh yang itu? Hahaha."

Mereka bercerita sampai makanan Safira habis dan tanpa mereka sadari seseorang mengamati mereka lewat jendela dengan perasaan yang sulit di deskripsikan.

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang