39. Kita udahan aja

6.1K 556 211
                                    

Terik matahari yang berada di atas kepala membuat keringat mengucur deras, namun tidak berlaku bagi mereka yang berdiri di tempat yang sejuk.


Katanya sila ke lima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tapi kenapa ini gak adil, kami, para siswa di suruh baris di lapangan yang langsung mendapat sinar matahari.

Kami juga rakyat Indonesia kan, bukan tanaman yang perlu matahari untuk berfotosintesis.

Sedangkan mereka para guru, berada di tempat yang sejuk, padahal yang perlu tempat sejuk itu kami, para perempuan, karena apa?

Skincare mahal coy!

Gak usah pake skincare kalo gitu?

Jaman sekarang, gak glowing gak di hargain bro!

Oke kembali ke laptop!

Amanat yang di sampaikan sangat panjang sehingga mereka, sudah menjadi ikan teri sekarang.

"Jadi anak-anak, waktu ujian semakin dekat, kalian harus mempersiapkan diri untuk..."

"Plis deh, ini muka gue udah merah kaya gini haduh! Lama banget si."

"Eh cupu, tukeran tempat dong."

"Yaallah yarrob, kapan kelarnya si!"

"Gue mau pura-pura sakit ah."

"Eh tolong panggilin PMR dong, gue alergi matahari nih."

Ditengah-tengah segala umpatan mereka, Elsa hanya menutupi wajahnya dengan topi dengan cara topi yang ia pakai, ia taruh di depan muka.

Tanpa Elsa sadari, dua orang menatapnya dengan gemas.

Elsa memejamkan matanya, kebetulan ia berada di barisan tengah yang kemungkinan tidak terlihat jika ia tidur.

Baru saja hendak memejamkan mata, suara gaduh membuat nya penasaran.

"Eh ini ada yang pingsan!"

"PMR cepet dong!"

"Cepet-cepet bawa ke apotik!"

"Ke apotik mau ngapain bego!"

"Diem lu ah, orang lagi panik juga!"

PMR mulai berdatangan, namun belum juga di angkat karena mereka lupa menaruh tandu dimana.

"Itu siapa si yang pingsan?" Tanya Elsa kepada kedua temannya.

"Gak tau ih gak keliatan Agnes, eh minggir dong, Agnes mo liat."

Elsa berusaha mencari celah untuk mengetahui apa yang terjadi.

Tidak perlu menunggu lama, ia sudah tau jawabannya saat Teejay dengan panik membopong Safira dengan langkah tergesa-gesa.

***

"Masih pusing?"

Safira mengangguk, "Sedikit."

"Nih, minum teh nya." Teejay membantu Safia minum teh, setelah selesai Teejay menaruh nya di meja UKS.

"Kenapa bisa sampe pingsan coba? Kalo kenapa-kenapa kakak yang di marahin bunda nanti."

Safira cemberut, "Jadi kakak gak iklas ya jagain Safi? Kakak jagain Safi cuma mau jalanin amanat bunda? Bukan karena kakak bener-bener sayang sama Safi kan?"

"Kalo gitu kakak keluar aja deh, Safi bisa sendiri," pinta Safira.

Merasa bersalah dengan ucapannya Teejay langsung memeluk Safira, "Gak gitu, kakak sayang sama Safi, selalu."

MY BOYFRIEND IS FAKBOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang