26

685 42 4
                                    

"apa? Ngapain ngeliatin aku kaya gitu? " Luky menyibakkan selimutnya, berdiri membuka hordeng jendela kamar yang ia tempati. Tanpa memperdulikan tatapan milik Niko yang terus mengekorinya, Setelahnya pergi ke kamar mandi mencuci muka dan sikat gigi.

"hp nya nanti dulu Niko, sana kamu mandi dulu aku mau nyiapin sarapan buat kamu. " Luky mendekati Niko mengambil gawai hitam kesayangan Niko, yang jika Luky bosan terkadang akan ia mainkan.

"nanti dulu masih pagi ini, aku mau meluk kamu dulu, sini! " tangan Niko menari-nari mengajak luky mendekat kepada si pemilik. Luky diam menatap jengah ke anehan Niko beberapa hari terakhir. Luky pun lupa kapan pastinya si Niko mulai bertingkah aneh, bukan Luky tidak suka tapi dirinya hanya malu.

"apasi? Gabut, aneh, gila, gak jelas. " Luky menyibakkan selimut yang membalut tubuh milik Niko.

Niko meraup badan Luky membuat si empunya bergerak melepaskan jeratan dari Niko. "aku kedinginan Luky, badan kamu hangat banget, tolong peluk aku terus biar aku gak kedinginan lagi. "

"iyuhhhh, kamu siapa? Ogah banget! Cepet lepas!" Luky mencak-mencak tapi tubuh nya sudah masuk jala dan tidak bisa keluar kembali apalagi mengingat badan Luky yang sedikit mungkil seperti anak baru mau masuk SMA unyuk-unyuk pengen dikarungin.

Tanpa mendangarkan teriakan Luky yang menggelegar, Niko juga mengurung kaki mungil milik Luky yang membuat Luky seakan bantal guling dikamar mereka yang sering Luky gunakan. "gak mau, masih mau sayang-sayangan sama kamu."

"udah sana kamu mandi, katanya semalem kamu mau ketemu sama bos kamu? "

"gak gausah gak jadi, gak penting ini, aku undur aja. Lagi enak kaya gini huhu aku cium ya? " Niko memonyongkan Bibirnya,

Dan dengan sigap Luky menangkap bibir itu dan tanpa belas kasihan Luky remat sampai Niko mengaduh. "Niko! Apa apaan si? Aku liat kamu di rumah terus, katanya kamu kerja? Tapi aku gak pernah lihat kamu pergi dari apartemen ini selama aku tinggal disini? Sedangkan aku disini sudah lama banget, hampir 5 bulan atau bahkan lebih? Iya gak si? "

"gak tau aku lupa. Gak penting, yang penting kamu bakal terus sama aku selamanya! Aduh sakit tau bibir aku kamu gituin, liat nih! " jari Luky menyentuh bibir Niko, di elusnya dengan sedikit rasa bersalah iya sedikit karena Luky itu kejam, apalagi sama Niko yang suka sekali menjailinya.

Niko menangkap jemari Luky, ia tahan dan

'cup'

Niko mengecup jari-jari Luky. Luky sendiri hanya memutarkan kedua matanya jengah.

"kamu kerja apaan sih? Aku penasaran? Ada gitu ya orang kerja tapi santai kaya kamu? Eh pernah si kamu izin ke aku pergi tapi kayaknya cuma satu bulan sekali? " Luky bertanya dan melupakan usahanya untuk pergi dari sekitar Niko.

"ada, aku kan keren jadi kerjaan aku gak terlalu berat lah, ada Alex sama James juga yang bantuin. " Niko menjawab pelan dan mengendurkan pelukan nya. Mata Niko menuju kedua manik milik Luky yang cerah. Seakan tenggelam menuju dasar. Hati Niko bergetar setiap kali Luky di dekatnya.

Luky memposisikan tubuhnya pergi dari atas badan Niko dan berbaring disebelah Niko. "aku bingung deh kenapa aku bisa sampai disini? "

"kenapa harus bingung? Kamu gak seneng bareng aku? Iya gitu? "

"bukan kaya gitu, tapi aneh aku lupa kenapa aku bisa ada disini? Aku seneng kok deket sama kamu terus, tapi kita tuh bukan siapa-siapa? Kamu gak risih jadi bahan omongan? Apalagi aku cowo? Ya walau badan aku gak kaya kamu yang bagus. " Luky mengelus kulit tan milik Niko dengan telunjuknya secara vertikal. Mengatakan secara tidak langsung bahwa ia senang, namun ia ragu dengan kedatangan Niko yang tiba-tiba dihidupnya.

Niko menangkap elusan Luky, mata Niko terpaku pada tangan Luky yang mulus. "kamu salah kalo kamu bilang kamu bukan siapa-siapa buat aku, aku udah sering bilang ke kamu kalau kamu duniaku, kamu matahariku, aku gak bakal bisa tanpa kamu. Jika seperti itu lantas untuk apa aku malu? Mereka yang bukan siapa-siapa, mereka yang enggak berhak nilai aku dan kamu kaya gitu. "

Luky menatap Niko dalam. Ragunya bergetar setiap kali Niko mengatakan hal seperti ini. Dirinya seakan diajak berlari bersama melupakan kegundahan yang terus saja menerjang tembok yang menjadi benteng hatinya. Luky ingin kalah tapi pikirannya itu seakan membawanya kedalam sesuatu yang membuat dirinya ketakutan.

"gak usah sedih, aku belum perlu ada sebuah kata pengikat diantara kita, kalau kamu belum siap. Aku tidak bisa hidup tanpa hati dan hatiku itu kamu. Maka dari itu aku tidak bisa hidup tanpa kamu. " Niko mengerti bahwa air wajah Luky berubah lagi, keraguan bertumpuk menjadi satu menyerang benteng pertahanan Luky. Niko sedih karena dunianya murung. Dan Niko tidak bisa berbuat banyak selain memeluknya dalam hangat, menunjukan kasih sayang miliknya pada Luky. Memberitahu bahwa cintanya bukan sekedar bualan.

"aku cuma takut, aku terlalu tergantung sama kamu. Bahkan aku putus sekolah, yah walau pun aku sekolah tapi kesusahan dengan apa-apa harus sendiri, namun aku gak mau terus bebanin kamu kaya gini. Makan, kamu yang nangung, biaya hidup? Semuanya bahkan." Luky mengingat semua hal yang pernah terjadi. Mata Niko memperhatikan gerak-gerik Luky yang memilin tangannya.

Niko membawa Luky dalam pelukannya kembali, terus mengeratkan tubuh Niko dengan Luky mengikis jarak diantara mereka berdua.

"hust, gak baik kamu ngomong kaya gitu. Aku memilih kamu karena itu kamu. Bukan karena ada apanya. Aku mencintaimu karena hatiku yang memilih. Dan aku gak bisa maksa kamu, karena hati kamu milik kamu. Aku cuma mau kamu tau kalo kamu itu sempurna buat aku yang kurang sempurna. " Luky menatap Niko. Mereka berlarian dalam angan meninggalkan kenyataan yang begitu kejam.

Tubuh mereka hangat, pelukan terus belanjut sangat lama sampai Luky merasa bahwa wajah Niko mulai mendekat kepadanya.

Jantung Luky memompa lebih cepat dan cepat, rasa takut dan ingin menyatu melebur bersamaan dengan kedua bibir mereka yang saling betaut.

......


Hai - hai - hai

Gimana 2021 kalian?

Berbeda (MxB)Where stories live. Discover now