lanjutan 1; Luky

860 47 11
                                    

*Banyak typo bertebaran.

Flashback

"Niko aku mau pergi keluar jalan-jalan." Teriak Luky dari pintu apartemen milik Niko. Niko yang mendengar suara Luky mengehentikan aktivitasnya memotong wortel.

Wajah Niko yang semula datar sekarang menampilkan raut yang benar-benar sulit untuk dideskripsikan. Buku-buku jarinya memutih karena mengeratkan pegangan pada sebuah wortel yang baru dipotongnya separuh.

Luky berjalan dengan riang sembari bersenandung beberapa lagu. Harinya sangat menyenangkan, hidupnya bersama Niko pun sudah benar-benar Membuatnya seperti lahir kembali.

Hidup yang tidak pernah ia duga sebagai orang yang bahkan Luky tidak mengerti bentuk kasih sayang seperti apa.

Luky menuju pada bangku taman yang mengarah pada senja yang begitu indah. Matanya terkunci pada sinar matahari sore yang berwarna pink. Semburatnya menyinari sebagian langit di sore hari.

Tanpa menyadari sore telah beranjak malam. Tiba-tiba Luky merasa tidak enak, dadanya berdebar resah. Seperti ada yang mengganjal, ada bagian dirinya merasa ada sesuatu yang salah. Tapi apa? Luky tidak paham.

Luky akhirnya pulang. Karena sudah sangat lama Luky pergi, dan ia yakin Niko akan khawatir.

"Niko, aku pulang." Gelap.

Luky meraba tembok apartemen milik Niko yang gelap gulita, seperti tidak ada orang yang sedari tadi menempati unit ini.

"Niko!" Luky berdebar. Luky ketakutan.

Luky terus mencari Niko pada tempat yang ada di apartemen ini, tapi nihil Niko menghilang.

...

Dua hari sejak menghilangnya Niko. Dua hari pula Luky setia menunggu Niko pulang. Setiap detik Luky isi dengan menanti kehadiran Niko yang tak kunjung pulang.

Luky terus dihinggapi rasa bersalah yang hingga saat ini pula belum hilang.

Luky tidak merasa lapar, haus bahkan kantuk pun yang selalu menjalar bila dikeadaan senggang pun pergi entah kemana hilangnya.

Jika saja saat itu Luky tidak pergi. Pasti dirinya tau apa penyebab Niko menghilang.

Apa karena ia muak dengan Luky?

Tapi Luky menggeleng ketika pikiran itu menghinggapinya. Tidak mungkin Niko seperti itu.

...

Satu Minggu sejak perginya Niko, dan saat itu pula Luky meraskan kehilangan itu lagi.

Kehilangan disaat seseorang yang Luky sayang. Apakah ternyata Niko hanya mempermainkan Luky? Luky hanya dijadikan boneka agar ia menurut?

Luky muak. Tapi Luky tidak mau menjadi munafik, karena benar ia masih mengharapkan Niko kembali.

Setiap malam diisi oleh isakan Luky yang mengharap Niko hadir dan memeluknya, sembari berkata bahwa dia telah pulang.

Luky ketakutan, dia takut bila orang-orang itu kembali. Sudah beberapa hari ini Luky merasakan ada yang memperhatikannya dari jauh.

Seperti pagi tadi Luky tidak sengaja ingin melihat apakah Niko pulang dari balkon kamar Niko, dan Luky melihat ada dua orang berpakaian hitam terus memandang kearah apartemen Niko. Tapi ketika Luky sengaja melihat kearah mereka. Mereka terus membuang wajah.

Luky ketakutan.

....

"Lepas, lepaskan aku. Niko tolong aku." Luky menjerit ketakutan ketika pintu apartemen Niko dibuka paksa.

Sudah satu bulan sejak menghilangnya Niko. Sudah tiga minggu pula orang-orang itu memperhatikan apartemen milik Niko.

Dan benar, ketakutan Luky terjadi. Orang yang selama mengintainya itu memang benar mencarinya. Mereka menggebrak meja di samping Luky terjongkok.

Badan Luky gemetar. Apakah sekarang ia akan kehilangan segalanya? Termasuk nyawanya? Niko menyimpannya disini hanya uang? Ia sengaja membuat Luky nyaman dan lengah.

Ketika ia benar-benar merasa Niko adalah malaikat, dia dijatuhkan dan disadarkan oleh kenyataan bahwa Luky hanya sebuah tawanan yang sengaja Niko sembunyikan untuk mendapatkan yang lebih.

"Ampun! Aku mohon jangan seperti itu." Air mata membanjiri pipi Luky yang mulus. Mukanya memerah ketakutan.

Sekarang apa yang harus ia lakukan? Mencoba untuk pergi? Sayang itu semu sia-sia. Tidak ada celah untuk Luky beranjang dari tempatnya.

Salah satu laki-laki berbadan gempal maju mendekati Luky. Menarik kedua tangan Luky mendekat kearahnya.

Mengikat kedua tangan Luky menggunakan tali. Setelahnya Mulut Luky di lakban.

Kemudian badan kurus Luky diangkat seperti karung beras menuju sedan berwarna hitam yang terparkir di belakang gedung apartemen Niko.

Mata Luky di tutup menggunakan kain penutup sebelum sedan beranjak dari tempatnya.

Setelahnya Luky hanya menangis dan menyebut nama Niko yang bahkan tidak mungkin lagi menyelamatkannya.

....

Hehehe. Aku tau kemaren tamatnya bener2 ambigu. Sebenernya itu si Luky diculik lagi gegara itu. Inshaallah kalo ada inspirasi lagi bakal aku buatin yg versi Niko. Kenapa ia pergi sampe akhirnya Luky diculik lagi.

Maaf banget udah ngecewain kalian semua. Semoga masih ada yang bakal baca bab ini. Jd kalian gak bertanya2 ending kemaren.

Makasih banyak. Btw aku kemarin wisuda SMK. Yaampun aku minta doanya ya semoga aku dilancarin segala sesuatunya. Aamiin

Berbeda (MxB)Where stories live. Discover now