10

1.4K 105 6
                                    

Hei kalian : ))))
Jawab aku dongggg jangan sombong nanti dosa.

Happy membaca <3

Sebelumnya maafin buat typonya ya aku ngetik ini ga aku cek lagi soalnya hihi.

.
.
.








Niko Prov

Aku duduk dengan terus menggerak-gerakan kakiku. aku khawatir, sangat khawatir ketika Lee mengabariku bahwa ia sedang ada di Rumah sakit tak jauh dari tempat tinggalnya.

Aku terus memperhatikan ruangan yang tertutup rapat didepanku. "tenang Nik," Lee mengelus pundakku lembut, aku diam bagaimana aku bisa tenang ketika orang yang kalian cintai sedang berada di ruang Operasi? Tidak akan ada!

"maafkan aku, Aku tidak bermaksud untuk lengah." Lee mencengram lenganku pelan. Sudah berkali-kali ia mengatakan maaf karena hal ini. Tidak-tidak aku tidak marah kepada dia, aku hanya kesal dan kecewa dengan diriku sendiri.

Aku menatapnya sebentar mengambil cengramannya yang ada pada lenganku untuk ku lepaskan. Lee menatapku takut, sangat jelas dari pancaran matanya bahwa ia merasa bersalah atas kejadian itu.

Aku menghela nafas panjang, "tidak Lee, kau tidak salah. Disini aku yang pantas disalahkan, bukan kau atau mereka, apalagi dia." ucapku menenangkan Lee.

"seharusnya aku hati-hati tadi dan tidak seharusnya aku lengah tidak menyadari bahwa ada musuh." Lee terus menyalahkan dirinya. Ah aku jadi tida tega melihat sikap pengecutnya yang seperti ini.

Aku berdiri berjalan meninggalkan Lee yang masih terduduk pada posisinya tadi, "ayo kita kekantin! Membeli teh hangat." ucapku tanpa menoleh ke arah Lee.

Aku merasa Lee berdiri dari tempatnya mengejarku dengan langkah perlahan. Aku diam, sebenarnya aku tak ingin meninggalkan orang gang aku cinta sendirian melawan operasi itu. Namun dia Lee, aku tidak ingin Lee merasa bersalah tas kejadian yang menimpa lucky itu.

"kau ingin memesan sesuatu Lee?" tanyaku ketika kami sudah sampai di kantin rumah sakit. Aku menyuruh Lee untuk duduk dan kemudian pergi meninggalkannya ketika Lee menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaanku.

Setidaknya kali ini aku sedikit lega, mendapati Lucky yang telah berada bersamaku. Meski harus terjadi sesuatu dengannya.

Aku membawa tehku dan teh Lee sesuai dengan ajakanku tadi. Lee terus memperhatikan ku aku tau itu dia sangat merasa bersalah akan kejadian ini.

"mengapa kau memperhatikanku terus menerus Lee? jangan kau berfikir untuk mencintaiku!" aku mendudukan bokongku di kursi yang telah tersedia kemudian menyeruput bau tehku.

"sialan kau, Aku masih lurus untuk hal seperti itu bangsat." ucapnya kesal, aku mengendikkan bahuku tanda tak perduli.

Ku tegak tehku hingga tersisa setegah dari yang semulanya penuh. "Lee aku ingin bertanya, bagaimana itu bisa terjadi kepada lucky?" dahi Lee mengendur.

"kau tak usah merasa bersalah seperti itu. Seperti yang telah aku bilang tadi, kau tak sepernuhnya bersalah akan hal ini."

Lee menyentuh pinggiran cangkir, memainkan dan aku rasa ia sedang berfikir. "aku tidak tau pasti Nik," mata Lee kembali menatapku.

"aku tidak tau pasti seperti apa, yang ku tau ia tiba tiba menggeram dan mencengram lenganku erat. Kemudian setelah aku keluar dari rumah itu, darah sudah membasahi pundaknya. Dan ketika aku cek sudah ada luka goresan panjang dan dalam, dan tiba-tiba lucky tidak sadarkan diri." aku mencermati perkataan yang Lee ucapkan, aku tidak ingin terjadi hal yang lebih parah aku menandaskan tehku dan berdiri untuk meninggalkan kantin.

.
.
.


Huwa dikt banget ya? Iya dikit aku bingung dan gatau mau nulis apa hihi aku makasih banget sama kalian yang udah nyempetin buat vote cerita aku ini. Asli aku tau cerita aku gaada apa apa nya sama cerita yang lain. Tapi semoga kalian suka ya.. Kalo ada pertanyaan tanyain aja aku baik ko tp kadang suka khilaf berbuat jahat.

Sampai jumpa kalian, i luv yuuu :)))

Berbeda (MxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang