9

1.4K 113 3
                                    

Selamat membaca ❤❤
Semoga kalian suka.








Lucky prov

Detak jantung ku terasa memburu aku merasa gelisah sekaligus merasa tengang entah apa yang akan terjadi. Badanku mengurus banyak goresan yang membekas.

Aku sangat lelah, mengantuk, dan lapar. Makanan yang mereka beri sama sekali tak pernah ku makan. Apa kalian bertanya kalau aku lapar kenapa makanan dari mereka tak ku makan? Ya karena jawabannya ialah aku tak sudi. Apa kalian pahan sampai sini?.

Ikatanku sudah dibebaskan oleh mereka sewaktu itu, ketika aku bangun tidur dan tersadar bahwa badanku terbaring di atas kasur.

Tenang mereka tidak pernah berbuat kasar kepadaku, namun ucapan mereka sngat dingin apalagi ketika mereka melihat bahwa makanan yang mereka bawa tidak pernah ku makan.

Sudah beberapa kali aku ingin melarikan diri dari tempat pengap ini, tapi bahkan mereka tak bisa memberi akses buatku untuk membuat ide tentang melepaskan diri.

Tak ada jendela, pintu selalu terkunci kamar mandi ada didalam ruangan ini. Setiap mereka membawakan aku makan pun para pengawas berpakaian hitam dengan badan kekar besar menjulang setia menunggu maid atau pelayan yang membawakan makananku didepan pintu.

Aku stress terus memikirkan hal yang tidak pasti. Niko pun yang selama ini aku pikir akan membebaskanku saja tidak pernah datang.

Ah Niko aku sangat merindukan orang itu. Meski hanya sebentar untuk kita berteman namun entah, sosoknya membuat ku nyaman untuk terus berada di sekelilingnya.

Pintu itu terbuka menampilkan seorang pelayan perempuan membawakan makan malamku, ia tersenyum menampilkan deretan gigi putih nya. Ah dirinya sangat cantik untuk ukuran gadis beranjak dewasa.

"bagaimana kabarmu lucky?" tanyanya kepadaku, hatiku menghangat mendapatkan pertanyaan yang sederhana seperti menanyakan kabarku.

Aku melihat badanku, kemudian kembali memandang kearah seorang yang ada didepanku ini "ah... Seperti yang kau lihat irene. Aku cukup baik-baik saja,"

"aw- apakah mereka melukaimu lucky?" wajahnya terlihat khawatir, dahinya mengerut memperhatikan luka yang ada pada tanganku.

"tidak, mereka tidak melukaiku. Luka yang kau obati kemarin pun sudah mulai mengering kan?" jawabku sekenanya. Ekspresi khawatirnya memudar tergantikan senyum tulus yang menyejukan relungku.

"ah irene, jangan tersenyum seperti itu kepadaku. Aku tersipu melihat wanita cantik seperti dirimu ini." aku terkekeh melihat irene mempautkan bibirnya yang menandakan bahwa ia kesal kepada ucapanku.

Irene mencubit lenganku, cubitannya seakan ingin menarik kulitku dari tempatnya. "dasar anak kecil! Gombalanmu tak akan mempan denganku. Ahhh- aku jadi kesal denganmu lucky."

"irene tolong lepaskan cubitanmu ini." aku menepuk nepuk tangannya yang mencubit lenganku. "ini sungguh menyakitkan irene."

"oke-oke, lain kali jangan menggombaliku itu sangat-sangat menjijikan. Apakau tau itu adik kecil?"

"yayaya orang dewasa. Tapi aku tidak berbohong, bahwa dirimu memang cantik irene." ia menggelus pundakku lembut, namun tiba-tiba tamparan mengakhiri elusannya.

"dasar perayu ulung! Aku geli terhadapmu lucky!" bola mataku membelalak merasakan perih dari tabokannya.

Aku merasakan ketegangan, wajah irene mengeras aku yakin karena melihat mangkuk makan siang yang belum sama sekali aku sentuh.

"Irene kau kenapa?" aku berdiri dari dudukku memegang pundak irene pelan. Aku kasian padanya, namun aku sangat sangat tidak sudi memakan makanan dari mereka.

"maafkan aku irene." peganganku melepas, yah setiap kali ia datang dan melihat makanan ku tak aku sentuh sama sekali ia akan seperti ini.

"kau tak menyentuh makananmu lagi lucky? Ada masalah apa denganmu?" ucapan dingin itu keluar lagi. Aku melangkah mundur, ketakutan akan sikap irene yang seakan mengajakku untuk beradu.

"kau bodoh! Aku tau kau diculik, kau benci mereka! Namun sayangi dirimu sendiri!" yah aku memang bodoh, namun yah ini memang salahku.

"aku ingin bebas irene. Aku ingin menjadi lucky yang setiap paginya pergi berangkat sekolah, dengan sore hari pulang kemudian bekerja untuk mebiayai diriku sendiri. Aku lelah terkurung seperti ini." ucapanku bergetar.

Muka irene tetap dingin. Ah aku rindu Niko. "aku tau," setelah mengucapkan itu irene pergi membuka pintu "pastikan besok pagi makanan yang ada dimangkukmu habis, atau aku yang akan bertindak."

Keadaan dikamar kemudian hening sepeninggalan Irene. aku lemas, aku benar benar merindukan tempat tinggalku. Bahkan aku rindu sosok Niko yang lembut serta tulus dan aku benar-benar merasakan itu.

Suara eraman terdengar memilu dibalik pintu, aku terjingkat ketika suara eraman terdengar lagi.

Tubuhku bergetar ketakutan, tidak, tidak itu bukan suara eraman binatang seperti yang kalian pikirkan. Bahkan eraman itu terdengar seperti suara laki-laki dewasa.

Suara kunci terbuka, aku bergerak gelisah diatas tempat tidur. Meringkuk ketakutan dengan diselimuti oleh kemul tebal yang tersedia disana.

Suara pintu terbuka terdengar yang disusul oleh langkah kaki yang mendekat kearahku. Aku mengeratkan selimut yang menutupi tubuh. Aku benar-benar tak bisa berpikir.

"Lucky," tangan besar memegangku, aku tetap terdiam pada posisiku.

"lucky bangun, kita harus pergi sekarang juga!" ucapnya lagi dibarengi dengan menghuncang tubuhku cepat.

"lucky saya Lee, Niko mengutusku untuk menjemputmu. Ayo sebelum tuan yang menculikmu itu mengetahui apa yang telah kuperbuat." aku membua selimut lebar setelah mendengar nama Niko ia ucapkan.

"apakah benar kau disuruh Niko membawaku untuk bebas?" tanyaku memastikan. Aku tak mau kejadian seperti penculikan ini terulang. Aku harus hati-hati.

"yah, sebentar aku akan mengabari Niko terlebih dahulu bila kau sudah bersamaku." ucapnya kemudian memegang telinganya, sebentar ditelingganya terdapat benda kecil yang biasa digunakan oleh penjaga yang menjaga depan ruangan ini.

"Niko, aku sudah ada di ruang bawah tanah sesuai dengan apa yang kau ucapkan kemarin." ah dia memanggil nama orang itu, orang yang sangat aku rindukan.

"tenang saja Nik, aku sudah mendapatkan Kekasihmu digengamanku, namun kau jangan terkejut dengan..."

"apakah itu Niko kak?" ucapku tak bisa menahan untuk menanyaan seseorang yang sedang berkomunikasi dengan orang yang menyebutkan dirinya Lee utusan Niko.

Dia mengangguk sebagai jawaban, aku tersenyum bahagia bahwa Niko tidak benar-benar meninggalkanku.

Lee membalas senyumku kemudian mengulukan tangannya untukku genggam. Adrenalinku terpacu. Lee tetap berkomunikasi dengan Niko menanyakan apakah ada penjaga yang menjaga atau apa itu aku tidak paham.

Tiba-tiba lampu ruangan mati, aku mengengam erat tangan Lee takut bila ia akan meninggalkanku.

"tenang lucky, aku tak akan meninggalkanmu. Jangan tegang ikuti langkahku." ucapnya menenangkan.

Aku berjalan sedikit berlari terburu-buru dalam gengaman Lee. Aku tidak bisa melihat apa-apa. Hingga aku merasakan sesuatu mengenai pundak kiriku.

.
.
.



Hei aku up cepet ya hihi. Aneh gak? Aneh? Aku tau. Tapi semoga kalian suka ya : )
Oh iya kayaknya ini bakal jd capther terpanjang disini karena ini 1k kata bor yampun baru pertama kali aku nulis bisa sampe 1k kata. Hihi

Hei kenalan yuuukkkk...

Berbeda (MxB)Where stories live. Discover now