20

607 51 5
                                    

"tuan, sedang apa kau di sini? " aku mendungak nenek pemilik apartemen yang Niko tempati bertanya kepadaku.

"kakiku sakit nek, tadi aku berjalan-jalan disekitar sini tapi di perempatan jalan depan situ ada yang menghalangiku nek. Mereka tidak sendiri, Aku takut nek!"

Aku memijat kakiku dan melihat luka-luka yang telah orang sialan itu lakukan padaku. Nenek itu melihat mantel yang ia pinjamkan tadi pagi kepadaku, aku berharap tidak ada yang rusak di mantel ini. 

"tuan! I-ini darah anda banyak sekali tuan."

"dimana nek?" aku merasakan tangan nenek itu yang meraba punggungku. Dan daerah itu terasa nyeri ketika pemilik apartemen menyentuh tempat yang ia maksud.

"aduh nek sakit! " nenek itu dengan gesit melepaskan mantelku. Memastikan luka yang aku peroleh.

"tuan! Ini luka gores anda panjang sekali tuan! Tuan, apa yang tadi mereka lakukan padamu? "

"apakah separah itu nek? Aku rasa tidak separah itu kok nek. " aku melihat raut nenek itu yang mengkerut menandakan ketidak setujuan akan pernyataanku. Dia menunjukan mantel yang aku gunakan tadi di hadapanku dan aku tidak menyangka ternyata pisau yang orang-orng itu gunakan menggores punggungku. Dan dengan hasil yang bu ukur kira-kira sepuluh centimeter.

"tuan bisa lihat sendiri. Darah yang keluar dari luka anda sangat banyak, bahkan hingga mengotori baju jaket serta mantel milikku. " nenek itu khawatir, aku menundukkan kepalaku merasa bersalah. Bila saja aku tidak meninggalkan Niko untuk berjalan-jalan mencari udara segar sebentar aku tidak akan mendapatkn kesialan ini.

Nenek itu memapahku, dia letakkan tangan kananku pada pundaknya. Aku sudah memberitahunya bahwa aku masih bisa berjalan tapi dia keras kepala tetap memapahku hingga mendapatkan angkot. Katanya aku akan dibawa ke klinik terdekat yang jaraknya 1.5km dari tempat kejadian ku tadi. Dan karena tidak akan menyianyiakan waktu nenek itu membawaku menggunakan alat trasportasi umum itu.

Semua orang yang ada di dalam angkutan kota itu memperhatikan diriku yang susah payah mendudukkan diri. Setelah kejadian aku mengetahui lukaku saat itu, menjadikanku sensitif dan terus merasa sakit ketika melakukan aktivitas duduk, berdiri dan berjalan.

Aku tau mereka ingin bertanya tapi enggan. Biarkan saja aku tidak perduli yang aku perdulikan kali ini bagaimana nanti aku akan memberi tahu kepada Niko bila ia bertanya padaku. Aku harus menyembunyikan luka ini.

...

Aku mendapatkan lima jahitan, tidak terlalu banyak memang namun membuatku banyak sekali mengeluarkan air mata. Dokter itu berkata lukaku sangat dalam dan mengakibatkan aku mendapatkan jahitan yang lebih-lebih.

"nek, aku takut Niko akan marah melihat dan mengetahui ini. Nek, aku harus apa? Aku tidak ingin membuatnya khawatir. " sehabis menebus obat pemilik apartemen itu mengandengku dan membawaku kembali pulang menggunakan Angkutan Kota. Dia juga terus mengelus lenganku membuatku tenang.

"kamu ceritakan saja pada Niko apa yang terjadi sebenarnya padamu. Dia akan memaklumi kok, lagi pula kejadian itu bukan karena keinginanmu nak. Tapi karena sudah nasipmu untuk mendapatkan luka hari ini." aku mendengarkan, nenek ini begitu lembut serta penyayang. Ketika tadi aku merasa aneh dipanggil dengan sebutan tuan, aku segera memintanya untuk tidak menyebutku dengan sebutan itu. Dan akhirnya ia memilih menggunakan nak Luky.

"kau benar nek, tapi aku hanya takut. Niko itu tidak main-main dengan tindakannya. Aku mengkhawatirkan dirinya bila ia membalas perbuatan orang-orang itu. " setelah aku menyelesaikan perkataanku nenek itu tertawa dan membawa tangannya menggengam jariku.

"dia menyayangimu berarti bila tuan Niko rela sampai membalas perbuatan orang-orang yang melukaimu. Bila kau tau apa yang akan terjadi nanti, maka kau bujuk dia untuk tidak menjatuhkan dirinya pada aksi itu. " ia tersenyum tulus, kemudian mengalihkan pandangannya kedepan. Aku merasa disayangi, aku seperti memiliki tempat berbagi kembali.

"Terima kasih nek, aku akan menyobanya."

.
.

Hei hei hei. Terima kasih buat feedback nya. Itu sangat sangat berharga buat aku penulis yang masih amatir. Aku bahagia punya kalian yang mau membaca cerita Berbeda ini. Semoga kalian tetap suka dan mau menunggu ku sampai menyelesaikan projek ini ya. Bye iloveyou..

Berbeda (MxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang