1

13.2K 650 12
                                    

Hari mulai gelap lampu-lampu jalan mulai dinyalakan. Seorang pria remaja berjalan dengan diam sesekali ia menelisik keadaan sekitar yang terlihat sepi, hatinya membuncah merasakan keadaan yang seakan ingin menerkam dirinya.

Pria remaja itu mempercepat langkah kakinya menyesuaikan irama jantungnya, Ia merasa seperti ada sesuatu yang mengikuti langkahnya dari arah belakang.

Pria remaja itu mengelus dadanya ketika ia melihat area rumah yang ia tempati hanya tinggal beberapa langkah lagi, namun seakan tidak hanya sampai disitu sebuah mobil tiba-tiba menghadang langkah cepatnya kemudian seorang pria berpakaian hitam keluar dari arah mobil sedan dan langsung membekap pria remaja itu, memasukkan pria remaja itu kedalam sedan putih bersamaan dengan dirinya.

"eh bro, kita salah sasaran liat dia cowo Gila. Terus ini anak mau dibawa kemana?" semua orang yang ada dimobil sedan itu tercengang, bagaimana tidak? sasaran yang sudah mereka incar dari berminggu-minggu lalu adalah seorang laki-laki.

"sumpah? Lu gak boong James?" teriak alex. panik semua panik tak terlebih lagi dengan Niko yang sedang duduk disamping Alex.

"dia biar gue aja yang urus kalian yang ngomong sama bos. Lex ke apartemen gue!" ucap Niko mutlak, Niko memperhatikan pria remaja yang tidak sengaja mereka culik dari kaca spion mobil yang mereka tumpangi. Pria itu masih tidak sadarkan diri karena saat James membekap mulut remaja itu, dia sudah memberi obat bius di sapu tangan tadi.

Perjalanan sangat lengang apartemen yang Niko tempati memang bukan di pusat kota yang ramai, namun disebuah pinggiran kota yang jarang orang menjejaki, apartemen yang Niko tempati juga sudah lama tidak layak huni.

Sebelum mengeluarkan tubuh remaja yang terlihat ringkih itu, mata Niko menjelajahi area sekitar apartemennya. Waktu dirasa aman ia membopong remaja itu layaknya karung beras.

Mungkin bila kalian melihat sosok Niko ini kalian akan mengangap bahwa ia adalah sosok pria idaman semua wanita, dengan paras niko yang rupawan niko juga mempunyai badan yang atletis. Namun semua sirna bila kalian sudah mengetahui sosok yang kalian maksud ini. Dia seorang pembunuh berhati dingin, kehidupan yang kejam yang menuntutnya menjadi seorang yang bekerja sebagai pembunuh.

Niko mengeluarkan kunci apartemen nya dari saku celana belakang dan membuka pintu kemudian menutupnya kembali secara cepat, hatinya diliputi keresahan tak seperti biasanya Niko dan kedua rekannya mengerjakan tugas seperti ini dengan teledor.

Niko meletakkan tubuh remaja dengan hati-hati di ranjang tidurnya. Niko menelisik wajah remaja yang tudak sadarkan diri ini, hatinya berdesir nyaman tak sadar Niko menjelajahi kulit muka remaja itu dengan tangan kirinya.

Kulit remaja itu halus meski ada satu jerawat di mukanya namun itu tak membuat wajah cantik remaja laki-laki itu cacat.

"eugh," lengkuh remaja pria yang mulai sadarkan diri. Niko menarik tangannya dan menyuruh tubuhnya berdiri.

Pria kecil itu tersadar namun apa yang ia lakukan? Sikecil itu terbengong kearah Niko, ia meneliti setiap jengkal yang ada pada tubuh Niko. Niko yang tersadar bahwa ia diperhatikan menatap remaja itu dengan sorot elangnya.

Mata mereka bertemu, mengikat dua insan yang entah kenapa saling berdesir nyaman.

"a -a-aku dimana?" mata remaja itu sedikit gugup, pasalnya dunia nya terasa jungkir balik ketika mata elang itu menatap matanya.

Niko terdiam entah bagaimana semua energinya habis begitu saja dengan hanya mendengar suara cicitan dari remaja didepannya ini, hatinya seolah terjatuh terjatuh sangat dalam. Niko menegakkan tubuhnya melangkahkan kakinya menuju keluar dari kamar anak itu.

Tak lupa Niko mengunci kamar nya untuk kali ini, ia takut remaja itu pergi begitu saja. Bahkan ketakutan akan kehilangan remaja itu mengalahkan ketakutan dengan ayahnya dulu.

"Ferry tebas rusa itu, bagaimana kamu menunjukan kekuatanmu itu pada ayah?" ayah Ferry melayangkan senyum membunuh kepada anaknya yang memegang tongkat baseball berwarna merah.

"ayah tau, kau memang anak pecundang. Kau tak pantas menjadi anakku!"

Teriakan demi teriakan suara itu terus bergema di kepalanya, otaknya berdenyut pusing bahkan untuk menghembuskan nafas saja begitu berat terasa.

Cuplikan demi cuplikan masa lalu yang Niko kubur dulu perlahan terangkat kembali, hatinya bergemuruh.

Niko meremat wajahnya dengan kasar. Melampiaskan kekesalan akan kebodohan dirinya dulu. Kaki Niko melangkah meninggalkan apartemennya memutuskan untuk menenangkan diri.

Berbeda (MxB)Where stories live. Discover now