5

3K 173 4
                                    

Niko berjalan meninggalkan Alex yang diam dengan tatapan yang terus dilayangkan pada tubuh Niko.

Jangan tanyakan mengapa Alex? Karena ia tidak akan memberitahu kepada kalian, ia merasakan sesak, sesak yang sangat amat menikam.

Dadanya sakit seiring perginya Niko dari dekapannya. Bila Alex boleh egois ia ingin sekali menyuruh Niko tetap disisinya. Hanya Niko yang terus disampingnya.

Anak remaja itu berdiri sembari memegangi perutnya yang terasa amat perih, jalan yang semula tegak tak lagi bisa ia lakukan.

Kakinya terasa lemah tak mampu untuk meng-gotong badan kecilnya. Pakaiannya lusuh kulitnya dekil.

Ia mulai tak kuat merasakan penderitaan ini, matanya meneliti keadaan sekitar yang yang terlihat sepi. Matanya terus berair menahan sakit yang ada pada perutnya, sudah beberapa hari ini anak itu terpaksa untuk mengistirahatkan purutnya dari makanan.

Lidahnya sudah terasa pahit, entah sampai kapan lagi ia harus merasakan kelaparan seperti ini.

Alex diam tak lagi bisa menahan kepergian itu. Ia tak mengerti mengapa susah sekali mengurusi masalah hati. Bila ia tak ingat selama ini Nikolah yang membantunya ia tidak akan segan untuk memaki orang itu.

Alex melangkahkan kakinya pelan, seuntas pikiran mengelena jauh tanpa bisa ia sentuh. Kakinya pun tak ingin berhenti hanya untuk merasakan lelah.

"bila dewa malam tidak mengizinkan malam ini untukku bahagia? Lalu apa yang ia inginkan?" matanya menengadah hanya untuk menyeka buliran air yang ingin membasahi kulit pipinya.

Langkahnya terhenti, bibirnya tak lagi terkunci. "aku hanya ingin sesuatu yang ajaib, tapi mengapa keajaiban seolah pergi menghindar?"

Tangannya mengepal memukuli dada yang dirasa amat lara, matanya terus menjauhkan buliran air yang sudah membuat jejak.

***

Niko terjatuh lagi-lagi terjatuh, kakinya tidak bisa menyeimbangkan badannya terlalu lelah untuk terus berjalan. Dirinya benar sangat lelah ketika kakinya ingin bangkit semua serasa menyesakan, ingatan akan kebodohan nya begitu membekas.

"hi boy, are you ok? Can I help you?" tanya seorang laki-laki hitam dan mencoba untuk membantu Niko berdiri.

"No no no, don't touch me sir!" Niko melepaskan pegangan orang hitam itu yang ada pada pundak Niko, orang itu terkejut namun ia menyerah dan memilih mundur beberapa langkah dari hadapan Niko.

Niko mencoba berdiri dengan berpegangan pada sesuatu entah apa itu Niko tidak memikirkannya.

"see? I'm alright," Niko memamerkan dirinya yang bisa berdiri sendiri meski tubuh nya beberapa kali terlihat ingin ter jatuh.

"okay if you don't want a help, I gotta go now boy." lelaki itu pergi kemudian Niko mencoba melangkah dengan perlahan sekaligus menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh lagi.

Sesekali Niko memukul kepalanya yang serasa berat dan sakit, langkahnya entah membawanya kemana.

Niko terus melangkah tanpa arah kakinya sudah pegal badan sempoyongannya pun sudah kelelahan terus memaksa terus berdiri tegak. Niko memutuskan untuk mendaratkan bokongnya pada kursi yang ditersedia disana, dan merebahkan kepalanya pada bagian kursi yang masih tersisa.

Malam mulai larut udara dingin oun terasa amat menikam, Niko memeluk tubuhnya sendiri



Hiii kalian, aku tau ko ini cerita makin gaje gatau mau aku bawa kemana si Niko, Lukky sama Alex nya. Aku ngerasa kek bakal stuck sampe disini

Maaf semua ...

Berbeda (MxB)Where stories live. Discover now