16

671 59 1
                                    

Aku berjalan sembari mencari-cari mie yang akan kita masak nanti. Senang sekali rasanya aku sudah bisa keluar dari rumah sakit itu, luka yang ada dipundakku juga mulai mengering. Sebenarnya itu semua karena Niko, dia dengan telaten merawatku bahkan saat aku ingin kekamar mandi untuk buang air kecil pun dia rela menemaniku.

Rasanya tidak tega memperlakukan Niko sekejam ini, sudah beberapa hari aku mogok berbicara dengannya. Semua terjadi hanya karena masalah sepele namun persoalan antara aku dan Niko sekarang tidak bisa dianggap remeh.

Beraninya dia mengekang lingkup pertemananku dengan mengusir kak Alex waktu itu. Aku tau kak Alex dan dirinya merupakan teman karib bahkan bisa dibilang saudara, tapi kan kak Alex disana sebagai tamuku kala itu. Dia menjengukku karena kak Alex teman baruku.

Intinya aku sangat kesal.

Sebenarnya sudah berkali-kali Niko meminta maaf padaku, sudah berbagai cara pula dia melakukannya. Bahkan bila aku suruh dia menenggelamkan dirinya di sumur berisi lumpur juga dia rela mati untuk maafku katanya.

Saat Niko mengatakan itu aku dalam posisi yang sangat sulit, ingin memaafkan karena mengingat kebaikan yang Niko lakukan ke aku tapi dilain sisi aku ingin memberinya pelajaran.

"kau ingin mie yang ini atau yang ini?" Niko mengacungkan mie ramen instan berbagai rasa di hadapanku. Sudah sekian kalinya, saat aku berhenti di depan rak entah berisi makanan, atau bahkan sabun sabun pun Niko tetap menawariku seakan aku tertarik untuk membeli salah satu barang yang Niko tawarkan.

"kak Alex aku pengen makan yang pedes... Menurut kakak enakan mie yang mana ya?" aku mengelendut pada lengan kanan kak Alex. Aku melirik sekilas kearah Niko berdiri, dia mulai merapihkan mie ramen yang ada di tangannya dengan wajah kesal.

Aku menahan tawaku agar tidak terbahak dengan deheman kecil. Tapi itu membuat Niko menjadi... "kamu kenapa? Kamu haus? Sebentar aku cariin air mineral buat kamu!" seperti itu, dia pergi seraya berbirit-birit menyarikanku air.

Kak Alex memandangku, dia tau tentang aku yang sedang mendiami teman karibnya. Tapi entah mengapa kak Alex berpihak kepadaku, dan dia malah sengaja seperti ikut kedalam permainan untuk menghiraukan Niko.

"kamu emangnya gak kasian sama Niko?" Aku melepas pelukan pada lengannya dan berdiri tegak disamping kak Alex.

"enggak!" jawabku tegas, aku berjalan meninggalkan kak Alex menuju kasir tidak lupa aku mengambil beberapa mie cup geledek dan dower.

Aku ingat saat aku melihat youtube dan mencari konten Mukbang Mie pedes banget disana malah tercantum banyak mie cup ini. Makannya aku membeli cukup banyak untuk persediaan.

Kalian pasti memikirkan bagaimana aku membelinya? Uang dari mana? Oh jangan salah setelah keluar dari rumah sakit itu Niko telah memberiku dompet beserta tekek bengek di dalamnya. Isinya masih utuh karena aku belum pernah sekalipun memakai pemberian dari Niko kecuali pakaian. Masalah uang aku masih memiliki beberapa rupiah di dompetku waktu itu, tapi uangku sudah abis makannya aku terpaksa menggunakan uang pemberian Niko.





....








He he heiiiiiii... 

I'm come back!!!!

Do you miss me?

I see...

Makasih ya buat feedback kalian, aku berterima kasih banget ada yang suka sama cerita ini : ') ada yang rela ngikutin cerita sampai sejauh ini. Huhu aku terharu..

Ya meski aku tau cerita aku aneh bangt maklum ya aku masih tahap belajar, terus updatenya dikit dikit juga pula kalian pasti kesel ya? Semoga kalian tetep suka sama cerita ini meski updatenya berantakan gak jelas dikit pula : ')

Huwa... Maaf aku.

Ilff💗💗

Berbeda (MxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang