21

579 50 0
                                    

"Dari mana saja kau? Arghhhh aku sangat mengkhawatirkan dirimu Luky! Baru semalam aku mengingatkanmu bahwa kau jangan pernah sekalipun pergi dari sisiku. Dan apa yang kau lakukan? Kau mebahayakan dirimu sendiri luky! Harus berapa kali aku mengatakan itu padamu? " Niko benar benar marah, setelah berkeliling satu desa dengan kacau, Niko menemukan Luky yang berjalan tertatih bersamaa pemilik apartemen yang ia tempati.

Niko mengejar, berlari menuju Luky yang sedang dipapah oleh nenek itu. Niko benar benar ketakutan bila luky 'miliknya' terluka. Ia sangat tau tuannya tidak akan semudah itu melepaskan apa yang seharusnya ia miliki.

"maafkan aku Nik, " Luky menunduk. Ia merasa sangat bersalah karena telah mengindahkan nasihat-nasihat yang Niko berikan padanya, dan membuatnya khawatir.

"bisakah kau memelukku?" tanya Luky. Niko berbalik meninggalkan Luky, ia sangat kecewa mendapati dia yang benar-benar tidak mau menurut.

Niko berjalan menuju dapur, membuka kulkas dan mengisi gelas dengan air dingin yang ada di sana. Kepala Niko sunguh berat, ia tidak mengerti harus bersikap bagaimana. Hatinya sakit, terluka. Ia tidak ingin menjatuhkan Luky kedalam sangkar yang menjerat. 

Niko ingin membebaskan burung mungil yang ketakutan, membawanya pada kebebasan. Dia ingin menjalani hidup seperti manusia normal. Tapi bagaimana mungkin semua sudah terkukung dalam lubang yang dalam.

"perutku lapar, aku tidak mungkin menahan rasa ingin makan ini dengan waktu yang lebih lama lagi. Aku tidak kuat, aku rindu ayah tapi aku takut tinggal bersamnya kembali. " anak kecil itu menekan perutnya dalam. Entah sudah berapa lama ia menahan lapar miliknya.

"hey, kau kelaparan? Mau ikut denganku?" anak itu mendongak, laki-laki bersetelan jas mahal dan sepatu yang mengkilat berada di hadapannya. Dia mengangguk yang ada di pikirannya hanya 'aku ingin hidup'.

Tanpa berpikir panjang anak itu mengapai uluran tangan milik laki-laki asing. "kau bisa makan sepuasmu, namun ada syaratnya! "

"apapun akan aku lakukan tuan, asal tuan tidak menjadikanku budak seks dan melakukan kekerasan padaku. " laki-laki itu terkekeh mendengar lontaran milik anak kecil digengamannya.

"wow, aku terkejut. Kau terlalu dini untuk bisa berpikir seperti itu tuan muda. " Niko tak menjawab.

"kau harus menjadi anak angkatku, dan kau harus menuruti apa yang aku mau dan aku akan memberikan apapun padamu. Apakah itu adil?" Niko kecil tampak mencerna apa yang orng asing itu katakan. Dengan setia menahan rasa laparnya ia mengangguk.

"tidak bisakah aku hidup normal?" Niko bergumam kemudian menegak air minumnya.

Pinggangnya terasa berat, Niko melihat apa yang terjadi. Dan ternyata ada tangan yang melingkar di sana. 

"maafkan aku, aku menyesal sudah tidak mendengarkan nasihatmu kemarin. Aku minta maaf. " Luky menyenderkan mukanya pada punggung Niko. Ketika Niko pergi meninggalkannya tadi ia sangat merasa sakit. Apa yang dirasakannya seperti hatinya terbelah menjadi dua.

"maafkan aku. "


.
.
.

Asiq asiq hei beb, aku up lagi tau hihi... Ada yang nunggu engga? Enggak ada ya? Gapapa deh ahahahaha btw jangan lupa tidur ya. Gak baik tidur malem-malem apalagi sampe begadang.

Iloveyou all : *

Berbeda (MxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang