Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Udah mendingan?" Tanya Yoga ketika Karina selesai menegak teh hangat yang tadi ia buat.
Karina menganggukan kepala, tangannya mengulurkan cangkir teh tersebut yang lalu disambut oleh Yoga.
"Makan siang dulu Rin, biar keisi perutnya" ajak Yoga. Karena tadi Karina memuntahkan seluruh isi perutnya.
"Nanti kamu makannya di teras belakang, aku sekalian mau ngasih makan ikan. Emang ga bosen di kamar terus?"
Yoga masih mencoba merayu. Ia khawatir karena Karina dari tadi terus muntah dan belum mengisi perutnya lagi sejak sarapan tadi pagi. Dan ini sudah masuk jam makan siang, belum lagi wajah gadis itu juga terlihat sedikit pucat.
Karina terbujuk rayuan Yoga. Ia mengangguk tipis. Lagipula ia juga sebenarnya kebosanan karena terlalu sering mendekam di kamar dan tidak mempunyai kesibukkan. Yoga tersenyum samar karena berhasil membujuk Karina.
Mereka melangkahkan kaki menyebrangi ruang tengah untuk menuju ruang makan. Lalu Yoga mengangkat tudung saji yang berada di meja makan, melihat menu makan siang mereka yang ternyata sisa sarapan tadi pagi.
"Lauknya ini lagi, gapapa ya? Ntar malem baru kita ganti menu" Yoga menatap Karina yang masih memandangi lauk.
Karina mengalihkan bola matanya, membalas tatapan Yoga.
"Gapapa" jawab Karina singkat.
Yoga mengangguk. Kemudian ia berjalan menuju rak piring, meraih sebuah piring dan sendok beserta gelas.
"Nasinya cukup, Rin?" Yoga memperlihatkan nasi yang sudah diletakkannya dipiring.
"Kebanyakan"
"Ya udah gapapa, dicoba makan sesanggup kamu dulu aja" tukas Yoga. Lalu menyendokkan lauk ke atas nasi.
Setelah mengisi segelas air, Yoga berjalan mendahului Karina menuntun gadis itu ke taman belakang rumahnya. Tangan kanannya memegang piring, sedangkan tangan kirinya membawa gelas.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
