Childhood

26K 4.8K 2.1K
                                    

Suara deru mesin mobil yang baru saja masuk ke halaman rumah yang pintu pagarnya sudah terbuka lebar, membuat perhatian para lelaki yang duduk di depan teras teralih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara deru mesin mobil yang baru saja masuk ke halaman rumah yang pintu pagarnya sudah terbuka lebar, membuat perhatian para lelaki yang duduk di depan teras teralih. Terlihat Habibi, dan Fiko turun tergesa-gesa dari mobil. Dengan langkah-langkah lebar mereka menghampiri Juna dan Oji.

"Bu Atun gimana?" Tanya Habibi dengan nada suara cemas.

"Shock berat, tadi sempet pingsan. Tapi sekarang lagi ditemenin sama Lia, Yessi." Jawab Juna pelan.

"Udah ada kabar?" Oji menggeleng menjawab pertanyaan Habibi.

Fiko menghela napas. Tangannya bergulir di layar ponsel, terus mengawasi perkembangan berita bencana.

"Angka korban nambah terus, tapi kalo bencana alam kayak gini nggak bakal ada update identitas korban." Ungkap Fiko dengan suara parau.

Mereka tercekat. Fiko benar, identitas korban tidak akan pernah diberitakan di televisi ataupun surat kabar, baik cetak maupun digital. Yang akan terus diberitakan hanya angka korban tewas dan luka berat. Lantas mulai dari mana mereka harus mencari keberadaan Yoga dan Saka?

"Tetep coba hubungin Yoga, kita tunggu sampe besok." Usul Oji.

"Kalo tetep nggak ada kabar? Udah? Gitu aja? Anaknya baru lahir, Ji!" Habibi mengusap wajah, lalu memijat kening. Mencoba menghilangkan pusing yang ia rasa sekarang.

"Kalo nggak ada kabar, kita yang ke sana. Coba cari info, kalo diem di sini cuma lapor sana sini gue nggak yakin kita bakal dapet apa-apa." Semua mengangguk menyetujui usul Juna.

Kini mereka terdiam, sibuk dengan lamunan masing-masing. Membiarkan hembusan angin malam yang cukup kencang membasuh kulit, seolah-olah dingin itu bukan apa-apa untuk mereka. Sepertinya hujan akan turun malam ini, mengabulkan suara katak yang saling sahut-menyahut bersaing dengan isakkan pilu yang terdengar dari dalam rumah.

"Lusa ke rumah Karina?" Pertanyaan dari Fiko membuyarkan lamunan mereka.

"Iya lah, liat jagoannya Yoga." Jawab Oji ditemani dengan senyum getir di wajahnya.

———

"Bu Atun," gumam Karina, terkesiap begitu melihat siapa yang baru saja memasuki ruang keluarga rumahnya. Tempat ia sedang duduk di kasur tipis yang digelar di atas karpet permadani yang melapisi lantai rumah, menemani Biru yang terlelap di baby bedding setnya.

Bu Atun tidak sendiri, di belakangnya berdiri Lia dan Yessi serta empat teman lelaki Yoga. Mereka mendekati Karina lalu bergantian bu Atun, Lia, dan Yessi memberi pelukan pada Karina, tak lupa Karina memberi senyum singkat pada keempat lelaki itu.

The Second You SleepWhere stories live. Discover now