Desicion

28.8K 4.8K 680
                                    

Masih segar diingatan Yoga beberapa bulan yang lalu ia menghajar Juna—sahabatnya—karena salah paham

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih segar diingatan Yoga beberapa bulan yang lalu ia menghajar Juna—sahabatnya—karena salah paham. Bagaimana ia dikuasai emosi karena pikiran negatifnya.

Namun apa yang terjadi sekarang? Bukan kah ia telah menjadi sosok mengerikan yang ada di pikiran negatifnya saat itu? Harus kah ia menghajar dirinya sendiri berkali kali seperti apa yang ia lakukan terhadap Juna beberapa bulan yang lalu?

"Harusnya lo bunuh gue sekalian malem itu, karena gue lebih baik mati dari pada hamil anak lo"

Yoga menegang ketika suara Karina memecah keheningan di ruangan tersebut.

"Gue paham gak ada yang lebih hina dari perbuatan gue. Benci gue semau lo. Tapi jangan tolong benci dia, apalagi sampe hilangin dia. Kasih kesempatan dia tumbuh, jangan limpahin dosa gue ke dia"

Kalimat itu Yoga ucapkan dengan lirih tanpa berani menatap mata Karina.

"Masih bisa lo ngomong gitu? Gimana bisa gue ga benci dia kalo dia sendiri adalah bukti nyata perbuatan menjijikan lo ke gue?! Gimana bisa gue hidup dengan itu ada di dalam tubuh gue?!" Urat urat leher Karina mengencang seiring kalimat yang ia ucapkan.

"Gak ada jalan lain selain aborsi. Gue akan ngelanjutin hidup gue, begitu juga dengan lo dalam rasa bersalah lo" lanjut Karina setelah ia sedikit tenang.

"Sebenernya ada jalan lain. Gue siap tanggung jawab, nikahin lo"

Kepala Yoga menunduk, kedua tangannya saling bertaut. Ini lah kalimat yang dari awal ingin ia ucapkan tapi tak memiliki keberanian. Ia dapat memperkirakan respon dari Karina.

"Lo bener bener gak ada otak! Lo pikir gue sudi nikah sama rapist? Udah berapa kali gue bilang lo harusnya cukup bersyukur gue gak masukin lo ke penjara! Jangan ikut campur urusan gue lagi, lo gak berhak ngelarang gue untuk aborsi! Anak haram ini cuma akan bawa masalah"

Emosi Karina meledak mendengar ucapan Yoga. Menikah? Kalimat itu benar benar membuat Karina muak. Pria itu benar benar sakit jiwa. Korban mana yang menikah dengan tersangka pemerkosaan?

"Perbuatan gue yang haram, bukan anak itu"

"Apapun itu, dia tetap gak akan lahir" Karina menatap kosong ke arah depan.

"Gue mohon pikirin ini sekali lagi. Aborsi juga akan ngebahayain nyawa lo" pinta Yoga sungguh sungguh.

"Lebih baik gitu, lebih baik gue mati dari pada harus hidup dengan makhluk sialan ini"

Karina memukul perutnya kencang, membuat Yoga terbelalak. Kemudian Yoga berdiri dari duduknya, tangannya mencoba meraih tangan Karina untuk menghentikan pergerakan perempuan itu namun Karina menepis tangan Yoga kuat kuat.

The Second You SleepWhere stories live. Discover now