Just Once

24K 4.7K 1.9K
                                    

Karina tidak bisa tidur semalaman, cerita bu Atun perihal masa lalu pria itu masih terngiang-ngiang di pikirannya sehingga membuatnya terjaga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Karina tidak bisa tidur semalaman, cerita bu Atun perihal masa lalu pria itu masih terngiang-ngiang di pikirannya sehingga membuatnya terjaga. Ternyata bukan ia saja yang memiliki luka perihal masa kecilnya, lelaki itu pun sama.

Tapi Tuhan masih berbaik hati padanya, memberi kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan kedua orang tuanya. Kesempatan yang tidak dimiliki oleh pria itu.

Karina memfokuskan netranya pada Biru yang sedang dalam dekapannya. Sekarang ia menjadi sedikit mengerti mengapa pria itu mencoba mempertahankan makhluk kecil ini mati-matian, hingga membuatnya menjadi sosok yang sangat egois.

Sosok yang sangat Karina benci.

Sampai akhirnya entah apa yang membuat pria itu sadar, lalu mengembalikan semua keputusan di tangan Karina serta mencoba menerima pilihannya untuk menggugurkan janinnya.

Dada Karina berdenyut nyeri, dan entah kapan air matanya lagi-lagi luruh membasahi pipi. Karina bahkan tak sadar.

"Siapa yang dulu jahat sama Biru? Ibu ya? Maafin ibu ya, Biru." Lirih Karina sambil membuai Biru yang matanya terbuka terang.

Saat menoleh ke sudut kamar, netranya menangkap sebuah miniatur rumah-rumahan yang dihuni oleh beberapa boneka dengan karakter kelinci. Karina menghela napas, berharap dapat mengurangi sesak yang ia rasa. Kenapa banyak sekali hal-hal yang mengingatkannya akan sosok itu, bahkan ketika ia di rumahnya sendiri.

You've promised me you'll read him bedtime stories, fight all the monsters under his bed, say goodnight before he fall asleep, and give him the warmest hug whenever he need it.

Don't break your promise.

Tenggorokan Karina tercekat oleh isakkan yang ia tahan, ia tidak mengerti untuk siapa air mata, serta sakit yang ia rasa ini. Untuk Biru, pria itu, atau dirinya sendiri?



———

"Duhh wanginya anak ganteng. Udah mandi ya, Biru?" Tisha menghujani kecupan di wajah Biru, tangan kecil yang dilapisi sarung tangan berwarna cokelat muda itu mencoba menggapai wajahnya.

Karina tertawa kecil lalu mengulurkan telunjuknya, dadanya dipenuhi rasa haru saat jari-jari kecil Biru menggenggam telunjuknya dengan erat. Ada rasa takjub dan tak percaya ia dulu pernah sekecil ini.

"Tadi pagi kamu yang mandiin?"

"Iya, tapi masih dibantu sama susternya."

"Hebat banget! Mama dulu nggak bisa langsung mandiin, nunggu Jane umur tiga bulan baru berani."

Karina tersenyum tipis mendengar pujian dari sang bunda.

The Second You SleepWhere stories live. Discover now