His Jacket

23.4K 4.3K 1.1K
                                    

Yoga memasukkan beberapa lembar kertas yang sudah dipenuhi coretan pena warna merah ke dalam tasnya, lalu menganggukan kepalanya pelan sambil mengucapkan terima kasih pada pria berumur yang duduk tepat di depannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yoga memasukkan beberapa lembar kertas yang sudah dipenuhi coretan pena warna merah ke dalam tasnya, lalu menganggukan kepalanya pelan sambil mengucapkan terima kasih pada pria berumur yang duduk tepat di depannya.

Akhirnya setelah dua minggu lebih Yoga bersabar menunggu balasan pesan dari Dosen pembimbingnya, kini Yoga dapat melakukan sesi bimbingan skripsi.

Setelah hampir sejam berada di ruangan dosen, Yoga mengayunkan langkahnya keluar menuju parkiran dengan langkah berat.

"Revisi lagi, revisi lagi. Nggak skripsi, nggak desain. Semuanya revisi." Gerutu Yoga sambil mengacak rambutnya asal.

"Hoy, Ga!" Yoga menghentikan langkah saat mendengar seseorang menyerukan namanya.

Ketika menoleh ke belakang, matanya mendapati Saka yang kini tengah berlari kecil mendekati dirinya.

"Ngapain lo di sini?" Tanya Yoga dengan dahi yang berkerut.

"Ngecek ombak," Jawab Saka diiringi tawa kecil. Yoga hanya mendengus sambil menggelengkan kepala. Tidak heran, Saka memang salah satu anggota HBV yang cukup sering berganti pasangan.

"Gimana lo jadi ikut nggak, Ga?"

Ah, beberapa hari yang lalu Saka memang menawarkan Yoga untuk menemaninya mengambil mobil yang berada di sebuah Kota di Pulau Sumatera. Tapi Yoga belum juga memberi jawaban.

Rasa bimbang menyelimuti dirinya. Ia tahu ia harusnya tidak menolak rezeki yang berada tepat di depan muka. Tapi di sisi lain, hari kelahiran anaknya semakin dekat.

"Bulan depan ya, Ka?" Tanya Yoga memastikan.

"Iya kata Om gue bulan depan. Ya dari pada dia nyuruh orang lain kan buat ambil mobil, gue nawarin diri aja soalnya duitnya lumayan juga. Makanya gue ngajak lo karena mungkin lo lagi butuh juga, tapi kalo lo nggak bisa ya nggak papa. Gue ngerti, ntar gue nyari yang lain."

Yoga mengusap lehernya yang sebenarnya tidak gatal. Setelah menimbang keputusannya beberapa saat, Yoga akhirnya mengeluarkan jawaban.

"Yaudah Ka, gue ikutan."

"Wets mantap!" Balas Saka lalu menepuk-nepuk bahu Yoga.

"Thanks ya." Ucap Yoga.

Saka hanya mengacungi jempol. "Gue duluan, Ga!" Ucap Saka sambil berlalu dari hadapan Yoga.

Tanpa menunda-nunda waktu lagi, Yoga pun turut mengayunkan langkah kakinya yang tertunda untuk menuju tempat di mana kendaraan roda duanya berada.

———

Setibanya di rumah, Yoga tidak heran melihat halaman rumahnya dipenuhi oleh dua mobil milik Juna dan Oji. Teman-temannya tadi memang memberi kabar akan mengunjungi rumahnya. Tetapi bukan Yoga objek yang mereka ingin temui, melainkan Karina.

The Second You SleepWhere stories live. Discover now