If Blue Could Be Happiness

23.1K 4.4K 1.5K
                                    

Kesan pertama Yoga saat tiba di sebuah Kota di Pulau Sumetera yang baru sekali dikunjunginya ini adalah panas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kesan pertama Yoga saat tiba di sebuah Kota di Pulau Sumetera yang baru sekali dikunjunginya ini adalah panas. Yoga seperti bisa merasakan terik matahari yang terpantul di kaca saat ia berjalan menyusuri lorong garbarata, yang menghubungi pintu pesawat dengan pintu kedatangan.

"Salah kostum gue, malah make hoodie." Bisik Yoga ke Saka yang berjalan di sebelahnya.

Saka menanggapinya dengan tawa. "Buka aja lah, lo make kaos lagi kan? Nggak kutangan doang?"

Yoga terkekeh, tangannya mendorong kepala Saka pelan saat mendengar pertanyaan asal yang keluar dari mulut pria itu.

"Kita makan dulu, Ga. Abis itu cabut ke tempat ambil mobil, malem nanti kita langsung mulai berangkat lagi. Gimana?"

"Bisa sih, bisa." Yoga menyutujui. Lagipula ia juga tidak ingin berlama-lama di sini, tujuan mereka memang hanya ingin menjemput mobil yang dititipi oleh Paman Saka.

Yoga merogoh kantung celananya, meraih ponsel lalu merubah mode jaringan internet. Beberapa notifikasi muncul memenuhi layar ponsel. Tapi tidak satupun dari orang yang ia harapkan.

Jari-jarinya dengan cekatan membuka kolom chat wanita itu. Ternyata pesannya belum dibaca. Mengabaikan itu, Yoga kembali mengetikkan sesuatu di sana. Memberi kabar bahwa dirinya sudah landing, meski sebenarnya wanita itu mungkin tidak peduli. Tapi Yoga tetap saja seperti mempunyai dorongan untuk mengabari.

Yoga mencoba menenangkan hatinya yang sedikit gelisah, karena menurut perkiraan Dokter bulan ini adalah bulan persalinan Karina. Meski tanggal sudah ditetapkan, bisa saja terjadi sesuatu yang tidak dapat diduga.

"Kasian, nggak dibales." Komentar Saka yang ternyata mengintip layar ponsel Yoga.

Yoga hanya tertawa sumbang. Lalu mempercepat langkahnya menuju titik penjemputan taksi online yang tadi mereka pesan. Yoga tidak sabar untuk melepas hoodienya. Panas Kota ini benar-benar berbeda dari panas yang biasa ia rasa.

———

"Ma, sakit perutnya nggak berhenti-berhenti. Punggung Karina juga panas banget." Keluh Karina di tengah isakannya, ia sudah tidak paham lagi apa yang ia rasakan sekarang. Sekujur tubuhnya sakit, terutama perutnya.

"Iya sayang, Mama tau. Tahan sebentar ya, nak. Dia lagi muter-muter, nyari jalan keluar." Tisha mencoba menghibur Karina yang sedari tadi tak berhenti merintih kesakitan, Tisha pun tak henti-hentinya memberi usapan di punggung Karina.

Ini sudah berlangsung selama enam jam, namun Dokter mengatakan belum saatnya untuk Karina melalui proses persalinan. Yang berarti sudah selama itu pula Karina berada di rumah sakit, karena kontraksi yang dirasakannya.

The Second You SleepWhere stories live. Discover now