God's Will

29.8K 5K 2.7K
                                    

Yoga berjalan menyusuri rak-rak yang diisi oleh berbagai macam makanan ringan, mencari beberapa camilan untuk menemani perjalanannya nanti malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoga berjalan menyusuri rak-rak yang diisi oleh berbagai macam makanan ringan, mencari beberapa camilan untuk menemani perjalanannya nanti malam.

Ketika melewati showcase cooler, Yoga meraih empat botol kaleng kopi. Minuman yang tidak boleh absen ketika akan menempuh perjalanan jauh.

"Ga, gue ke toilet dulu. Nanti nitip rokok ya, yang kayak biasa aja." Tanpa menunggu respon dari Yoga, cowok itu berlalu ke belakang.

Saat akan membawa keranjang plastik yang terisi lumayan penuh, Yoga melihat seorang anak perempuan yang ia perkirakan berusia enam atau tujuh tahun sedang kesusahan meraih sesuatu yang diletakkan di rak paling atas. Tangannya tidak mampu menjangkau itu, meski kakinya sudah berupaya berjinjit.

Yoga terkekeh pelan, lalu membungkukkan badannya untuk menyamai tinggi mereka. "Mau ngambil jajanan ya?" Tanya Yoga berhati-hati, agar anak perempuan itu tidak merasa takut dengannya.

Objek yang ditanya menanggukan kepalanya ragu-ragu. "Mau yang mana?" Tanya Yoga lagi sambil mendongak, memperhatikan makanan ringan yang tersedia di sana.

"Mau chips yang rasa keju." Jawabnya dengan suara yang pelan.

"Yang ini?" Tanya Yoga sambil menunjuk sebuah produk keripik kentang, yang di depan kemasannya terdapat gambar keju.

Anak itu mengangguk kuat-kuat, membuat kunciran rambutnya bergoyang.

"Makasih, Kak." Ucapnya sambil mengambil alih sebungkus keripik kentang itu dari tangan Yoga.

"Sama-sama. Ke sini sama siapa?" Tanya Yoga ketika baru sadar tidak mendapati siapapun berada di dekatnya.

"Sama Kak Putri, tapi dia lagi cari yang lain. Aku disuruh pilih jajan dulu." Yoga mengangguk-anggukan kepala meski tidak tahu siapa yang anak itu maksud.

"Woy, Ga! Ayok! Belum selesai aja lo." Yoga menoleh ke belakang, mendapati Saka tengah berjalan mendekatinya.

Akhirnya mereka berlalu menuju kasir, setelah berpesan pada anak itu agar segera menghampiri sosok yang ia sebut Kak Putri tadi.

Saat tengah berdiri menunggu antrean di depan kasir, Yoga merasakan sesuatu yang tidak biasa. Getaran yang cukup kuat dapat ia rasakan dari pijakannya. Yoga menoleh, menatap Saka yang seketika juga melihat ke arahnya. Rasa panik tersirat jelas dari bola mata Saka.

Belum sempat mengucapkan sepatah katapun, frekuensi getaran bertambah hingga menggetarkan seluruh bangunan ini. Membuat beberapa barang yang diletakkan di rak-rak yang terdapat di belakang kasir mulai berjatuhan.

The Second You SleepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang