Sugar for the Pill

22.1K 4.3K 734
                                    

Suara rintik-rintik air jatuh ke tanah menggema menyatu dengan petikan gitar sendu, mengawali lagu yang di putar oleh Noa lewat speaker

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara rintik-rintik air jatuh ke tanah menggema menyatu dengan petikan gitar sendu, mengawali lagu yang di putar oleh Noa lewat speaker. Menemani kegiatan para pemuda yang sedang sibuk dengan tugas masing-masing, termasuk Yoga yang tangannya dengan cekatan menggambar di atas sebuah tablet. Dahinya berkerut, menandakan ia sedang berkonsentrasi penuh pada storyboard yang sedang dibuatnya.

"Di balik keraguanmu yang tak perlu kau hiraukan...Segala yang tersisa takkan layu dan berlalu..." Saka mengikuti lirik lagu tersebut sambil merenggangkan tubuh, melepas rasa pegal karena sudah duduk selama berjam-jam di depan monitor.

"Lo pasti tau lagu ini gara-gara versi lo-fi Mamang Kesbor kan, No?" Tembak Hisyam.

Noa mendecak lalu melirik ke arah Hisyam dengan sebal. "Sok tau lo, gue emang udah dengerin Sigmun."

"Murem banget ini studio dari kemarin muter lagu sendu terus." Sahut Saka sambil menghisap ujung rokok.

"Lagi musim hujan ngab, jadi kita meromantisasi hujan dulu." Terang Eric.

"Sambil denger lagu-lagu shoegaze harusnya, biar mengawang-ngawang." Syafiq menanggapi.

"Shoegaze teh naon? Dengernya harus sambil ngeliatin sepatu apa gimana?" Canda Yoga sambil mengeluarkan tawa kecil.

"Sholat istiqoroh heula biar maneh ketemu jawabannya." Ceplos Noa asal.

Yoga hanya terkekeh menanggapi Noa, lalu menyapu pandangannya ke jendela di sampingnya yang berembun, memperhatikan kendaraan yang berlalu-lalang. Hujan sudah mulai reda menyisakan cuaca dingin luar biasa, menembus hoodie yang membalut tubuhnya.

Tersadar dari lamunannya, Yoga kembali membawa bola matanya untuk fokus kepada layar tablet yang sedang menampilkan beberapa ilustrasi, lalu menggigit ujung wacom pen sambil mencari inspirasi. Namun, suara notifikasi ponsel berhasil membuat pria itu terdistraksi.

Fauzi Pramudia
woi jadi kesini nggak?

Ah! Yoga hampir lupa, hari ini dia memang berencana mengunjungi kosan Oji untuk mengambil sepatunya yang ia tinggalkan di sana—tertukar dengan sandal Oji yang ia kenakan saat pulang. Setelah membalas pesan Oji, Yoga mengemasi barang-barangnya.

"Balik lo, Ga?" Tanya Jeno yang tadi memperhatikan gerakan pria itu.

Yoga mengangguk lalu berpamitan dengan teman-temannya. "Duluan ya semua"

"Deadline woy inget!" Teriak Hisyam saat Yoga sudah melangkahkan kaki keluar.

Yoga hanya menghela napas mendengar kata yang selalu menghantui hari-harinya, menganggu ketenangannya. Entah itu untuk tugas ataupun perkerjaan. Status sebagai Mahasiswa sekaligus calon Ayah benar-benar tidak mudah untuk dijalani. Tapi, memang ini yang harus ia hadapi.

The Second You SleepWhere stories live. Discover now