Scent

23K 4.4K 788
                                    

Karina mencengkram pinggiran wastafel

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Karina mencengkram pinggiran wastafel. Ia membasahi wajahnya menggunakan air, mencoba menenangkan diri. Namun perutnya tak bisa berkompromi. Rasa mual itu kembali menyerang Karina, membuat ia lagi lagi mengeluarkan cairan dari mulutnya.

Yoga yang berada disisinya menahan rambut Karina, agar tak terkena muntahan. "Masih mual?" Tanya Yoga. Namun tak digubris oleh Karina.

Ini berawal saat Karina mencoba menghabiskan makan malamnya. Saat suapannya yang ketiga ia benar benar tidak bisa menahan rasa mual. Lalu berlari ke arah wastafel yang berada di dapur, Yoga pun dengan sigap mengikuti langkah Karina.

Saat rasa mual dan gejolak untuk memuntahkan sesuatu sudah tidak begitu menyiksa, ia membuka kelopak matanya. Karina mengangkat tangannya tinggi tinggi. Satu tamparan ia layangkan ke pipi Yoga. Kulit tangannya memerah. Begitu pula pipi Yoga.

Karina mengeluarkan semua tenaganya yang tersisa untuk tamparan itu.

Gadis itu menggigit bibirnya, menahan isakkan. Air matanya sudah menggenang di pelupuk mata, siap jatuh membasahi pipinya.

"Kenapa harus gue yang nanggung ini semua? Kenapa gue harus hamil dan ngalamin ini semua? Ngerasa mual tiap saat, penciuman gue sensitif. Tidur gue nggak nyenyak, Kenapa cuma gue?"

Kali ini yang tertahan di pelupuk matanya benar benar jatuh, membentuk aliran air melewati kedua pipinya. Seiring dengan semua kalimat yang diucapkan Karina.

"Kenapa bukan lo yang hamil? Kenapa kayak cuma gue yang dirugikan?"

Karina berjongkok di lantai, lalu menenggelamkan kepalanya dilipatan lutut. Bahunya bergetar karena isak tangisnya.

Yoga pun menurunkan badannya, ikut duduk di lantai, di samping Karina. Tapi ia tak mengeluarkan sepatah kata sedikit pun. Hanya merasakan denyutan dipipinya, lalu meresapi kalimat yang barusan diucapkan Karina.

Ia paham kenapa Karina bersikap seperti itu, padahal tadi siang sikapnya sudah sedikit melunak. Yoga pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan emosi seorang wanita yang sedang mengandung memang cenderung kurang stabil. Mungkin ini yang sedang Karina alami.

"Seaindanya aja ya Rin, kita bisa mutar waktu. Dan tetap jadi orang asing kayak sebelumnya. Untuk kehidupan kamu yang lebih baik"

Yoga mengucapkan itu dengan mata menatap lurus ke arah depan. Tanpa menoleh ke arah Karina yang berada di sebelahnya.

 Tanpa menoleh ke arah Karina yang berada di sebelahnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
The Second You SleepDonde viven las historias. Descúbrelo ahora