Conversation

25.9K 4.6K 570
                                    

Mata Yoga menelisik isi unit Karina, dipandanginya setiap sudut ruangan ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata Yoga menelisik isi unit Karina, dipandanginya setiap sudut ruangan ini. Satu kamar tidur, ruang tengah, kamar mandi, dan dapur yang menyatu dengan ruang makan. Tidak terlalu luas tapi cukup nyaman untuk dihuni oleh satu orang.

Seolah tidak peduli dengan tatapan Karina yang menusuk, Yoga melangkah ke arah dapur. Mencari gelas untuk menyeduhkan perempuan yang tengah mengandung tersebut segelas susu.

Sialan! Bener bener gatau diri. Karina membatin geram melihat tingkah Yoga.

Karina meraih gelas yang ditaruh Yoga diatas meja, lalu tanpa ragu membantingnya ke lantai. Suara nyaring begitu gelas tersebut membentur lantai memenuhi ruangan itu, serpihan beling berserakkan. Gerakkan Yoga yang sedang membuka kotak susu terhenti, namun pembawaannya tetap tenang seakan tak terusik dengan perilaku Karina barusan.

"Get the fuck off! Keluar dari sini sekarang juga!" bentak Karina, jari telunjuknya menunjuk ke arah pintu.

Alih alih berjalan keluar, Yoga membungkukkan badannya lalu berjongkok tepat di hadapan Karina. Pelan pelan Yoga memungut kepingan kaca yang besar.

"Don't move" Yoga mencoba menghentikan gerakkan Karina yang melangkah ke belakang.

Tapi gerakan kaki Karina sepersekian detik lebih cepat, "Awh!" Karina meringis begitu kakinya tanpa sengaja menginjak serpihan beling yang kecil.

Yoga mengadahkan kepalanya ke atas, menatap Karina yang menggigit bibirnya menahan rasa nyeri. "Mending lo duduk dulu, biar gue bisa liat kaki lo" Yoga mengubah posisinya menjadi berdiri.

"Gue bisa sendiri" Karina menepis tangan Yoga yang hendak memegangi lengannya untuk membantu. Dengan sedikit terpincang Karina jalan menuju sofa, karena ia melangkah dengan sedikit berjinjit agar kaki kirinya tidak terlalu menginjak lantai.

"Kotak P3K lo dimana?" Tanya Yoga. Karina menjawab menunjuk laci dibawah rak televisi dengan dagunya.

"Kali ini tolong jangan tolak bantuan gue" ucap Yoga pelan.

Yoga duduk dibawah sofa berhadapan dengan Karina. Pelan pelan tangannya mengangkat kaki Karina lalu ia letakkan diatas lututnya.

"Untung ga terlalu dalem bekas lukanya" komentar Yoga begitu melihat kondisi tumit Karina.

Perempuan yang sedang duduk di sofa itu hanya diam. Memperhatikan tiap gerakan Yoga yang dengan telaten membersihkan lukanya sebelum diobati. Ia sudah tidak punya tenaga untuk mendebat lagi, melampiaskan emosi dengan bentakkan ternyata cukup melelahkan.

Nada dering dari telepon genggamnya membuyarkan lamunan Karina, dengan cepat ia meraih benda yang tergeletak di sofa tidak jauh dari dirinya. Karina berdecak, membuat Yoga menatapnya sekilas sebelum kembali fokus pada kegiatannya.

"Halo, Pa" sapa Karina.

Gerakan tangan Yoga sempat terhenti, bisa Karina lihat tubuh pria itu sempat menegang beberapa saat, lalu kembali menjadi rileks.

The Second You SleepWhere stories live. Discover now