A Warm Blanket

23.4K 4.5K 1.1K
                                    

Senyum menghiasi wajah Yoga sepanjang perjalanan menuju Studio hingga saat ini dirinya sampai di tempat tujuan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senyum menghiasi wajah Yoga sepanjang perjalanan menuju Studio hingga saat ini dirinya sampai di tempat tujuan. Suara pelan Karina masih terngiang di kepalanya. Begitu pula raut wajah Karina yang tidak sekeras biasanya masih terekam dengan jelas di pikirannya.

Tapi, apakah itu akan bertahan lama? Mungkin saja Karina hanya terbawa perasaan sensitif karena pembicaraan singkat mereka tadi. Emosi ibu yang sedang mengandung memang sangat sulit ditebak.

Lagu Gun N' Roses yang berjudul Sweet Child O' Mine mengalun memenuhi indra pendengaran Yoga ketika pria itu melangkah masuk ke dalam. Teman temannya rupanya sudah berkumpul di sana. Sebagian sibuk duduk di depan laptop masing masing. Namun beberapa juga menggeletakkan diri di lantai.

"Kalo misalnya di kuburan disuruh sebutin lagu Gun N' Roses selain Sweet Child O' Mine masuk neraka lo semua, paling nggak ada yang tau

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalo misalnya di kuburan disuruh sebutin lagu Gun N' Roses selain Sweet Child O' Mine masuk neraka lo semua, paling nggak ada yang tau."

Suara Yoga sontak membuat perhatian mereka teralih. Semua mata memandang ke arah Yoga yang baru datang.

"November Rain lah, goblok!" Eric kembali menatap layar laptopnya setelah menanggapi Yoga.

Yoga terkekeh pelan. Pasalnya, Sweet Child O' Mine memang lagu yang paling sering diputar dari Band Rock yang berdiri tahun delapan puluhan tersebut. Membuat Yoga sebal, seperti tidak ada lagunya yang lain saja.

"Nggak usah sok oke lo ngab!" Hisyam melempari Yoga dengan kulit kacang.

"Urus sana revisi desain lo, Ga!" Yoga mendecakkan lidah mendengar ucapan Jeno.

"Kapan deadline nya?"

"Besok jam sembilan" jawab Jeno. Lalu menyandarkan tubuhnya di kursi dan merenggakan badan.

"Anjir! Revisi teros" Yoga melepaskan jaket yang tadi dipakainya, lalu meletakkannya di punggung kursi yang akan ia duduki.

"Kemaren temen SMP gue ada yang ngedm, minta tolong buatin logo sama poster. Gue tanya budgetnya berapa, terus dia bilang pake harga temen lah. Harga temen bapak lo!"

Curhatan Syafiq yang secara tiba tiba membuat ruangan itu penuh dengan tawa. Bukan hanya sekali dua kali hal itu terjadi kepada mereka. Banyak yang mengira mendesain logo atau poster adalah perkara mudah. Padahal nyatanya tidak semudah itu, dibutuhkan ide serta kreatifitas.

The Second You SleepWhere stories live. Discover now