Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah seminggu percakapan mereka di mobil kala pulang dari memeriksakan kandungan Karina, ada yang berubah dari Yoga. Pria itu menjadi lebih sibuk. Tidak terlalu sering berada di rumah. Seperti malam ini. Padahal setelah Yoga memiliki tanggung jawab lain, ia sudah jarang berada di studio hingga malam jika tidak memiliki sesuatu yang penting yang harus dikerjakan.
Sekarang sudah jam sembilan malam dan ia sudah berada di studio sejak pagi tadi, tapi saat ini Yoga masih berada di depan monitor. Tangannya dengan cekatan mendesign gambar untuk advertising campaign produk minuman yang menjadi bisnis baru teman kampusnya.
How Bout Visual sendiri sudah berdiri sejak mereka semester dua dan awalnya hanya sebagai komunitas untuk mereka yang memiliki passion dalam dunia visual art. Mulanya anggotanya hanya Yoga, Noa, dan Eric.
Tujuan awal ini dibentuk pula hanya sebagai kelompok yang mengikuti beberapa lomba dalam bidang graphic design.Entah itu mendesign sebuah poster, logo, dan banyak lagi. Lalu kadang mereka juga menyertakan diri dalam lomba membuat film pendek.
Dan akhirnya komunitas ini berkembang menjadi bisnis, semakin banyak anggota yang bergabung lalu mereka memutuskan untuk menyewa sebuah rumah kontrakan yang disulap menjadi studio sekaligus basecamp.
"Ga, makan dulu" Yoga menoleh ketika terdengar suara Noa. Dilihatnya Noa membawa dua bungkus kantung plastik.
"Apaan tuh?" Tanya Yoga.
"Sate" Yoga menganggukan kepala, lalu mereka berjalan menuju taman belakang.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Di sana sudah ramai anggota lain duduk di kursi, tepat di depan meja kayu panjang tempat yang mereka biasa gunakan untuk makan beramai ramai. Noa mengeluarkan bungkusan sate dari kantung plastik lalu membagikan itu ke yang lain.
Yoga duduk di samping Saka, lalu memijit pelipisnya pelan. Rasa pusing karena terlalu lama berada di depan layar monitor baru terasa.
"Kenapa lo, Ga?" Tanya Jeno yang duduk di depannya.
"Pusing"
"Lagi nyari pelarian ya lo? Nggak pernah pernahnya gini" Yoga tertawa kecil mendengar kalimat Hisyam.
